Opini
Oleh Prananda Surya Paloh (Anggota DPR Fraksi NasDem) pada hari Rabu, 03 Jun 2015 - 15:47:22 WIB
Bagikan Berita ini :

Polemik Gedung Baru DPR

46pranandapaloh.jpg
Prananda Surya Paloh (Sumber foto : pranandapaloh.info)

Menyikapi permasalahan kebutuhan gedung baru DPR belakangan ini, maka berikut adalah beberapa pokok pikiran saya, dalam dalam kapasitas sebagai pribadi. Tentu ini harus disadari dulu sebagai issue yang cukup sensitif. Dimana di tengah rendahnya performa ekonomi negara, dan ketidakpuasan sosial, tiba-tiba ada permintaan DPR untuk membangun gedung baru. Saya ingin menyikapi wacana ini dengan kepala dingin dan hati yang jernih.

Menurut saya argumentasi umum yang pro gedung baru yaitu "9 Orang dalam satu ruangan" tidak sepenuhnya dapat diterima mengingat sebagian Tenaga Ahli (TA) dan Staf Administrasi (SA) anggota DPR ditempatkan di Dapil.

Meskipun demikian juga saya memperhatikan keluhan beberapa rekan yang memiliki ruangan sangat terbatas. Di sisi lain yang anti gedung baru mengemukakan berbagai argumentasi seperti abadinya sebuah ikon gedung parlemen. Ini ditambah dengan ajuan fakta bahwa semua negara donor utang seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang memiliki gedung parlemen yang tua namun ikonik (Amerika Serikat; 1799, Inggris; Abad ke 13, Jepang; 1920).

Selain itu perlu diketahui bahwa ruangan anggota Parlemen Indonesia ternyata lebih besar dari ruangan anggota parlemen Jepang. Sehingga berkembang opini di masyarakat selama ini adalah "Pembangunan gedung baru sebagai pemborosan di tengah rakyat yang menderita".

Sesungguhnya ada beberapa pertimbangan pada situasi ini. Pertama, mendukung penuh gagasan rehabilitasi gedung agar dapat lebih optimal. Karena senyatanya gedung-gedung di DPR sudah banyak yang perlu direnovasi. Kedua, mengkaji lebih lanjut secara fungsional, historikal, dan filosofis mengenai perlunya gedung baru DPR. Lalu ketiga, paling penting adalah bersabar, menunggu psikologi masyarakat membaik, karena situasi ekonomi masyarakat hari ini sedang kurang menguntungkan. Jika negara mampu membawa pertumbuhan ekonomi ke angka yang lebih tinggi, maka akan sangat mudah bagi masyarakat untuk memahami dan memberikan dukungan pada kebutuhan gedung baru.
Meskipun, gedung baru atau lama, bagi saya setidaknya seharusnya bukan alasan untuk tidak melakukan tugas konstitusionil di Parlemen.

Demikian pandangan saya, terima kasih.

TeropongRakyat adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongRakyat menjadi tanggung jawab Penulis.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #gedung baru dpr  #dpr  #prananda paloh  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Runtuhnya Mitos Kependekaran Politik Jokowi

Oleh Oleh: Saiful Huda Ems (Advokat, Jurnalis dan Aktivis 1998)
pada hari Jumat, 22 Nov 2024
Ternyata lebih cepat dari yang banyak orang perkirakan, bahwa kependekaran semu politik Jokowi akan tamat  riwayatnya di akhir Tahun 2024 ini. Jokowi yang sebelumnya seperti Pendekar Politik ...
Opini

Selamat Datang di Negeri Para Bandit

Banyak kebijakan ekonomi dan sosial Jokowi selama menjabat Presiden sangat lalim, sangat jahat, sangat kejam, khususnya terhadap kelompok masyarakat berpendapat menengah bawah.  Kejahatan ...