JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Hariyono menyebut masyarakat Pancasila merupakan masyarakat pembelajar yang memiliki semangat untuk terus maju.
Hal ini ia sampaikan saat kegiatanAdvokasi Positif BPIP bertajuk "Pembekalan Nilai-Nilai Pancasila kepada Pegiat Kampung di Kabupaten Lumajang", Jawa Timur, Ahad (27/9).
"Dalam pembukaan undang-undang Dasar 45 kan ada kata-kata keinginan luhur dan menjadi bangsa yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur. Mungkin nggak kita bisa berdaulat kalau nggak ada sentuhan teknologi nggak ada inovasi?" tanya Hariyono, dikutip dari siaran pers BPIP, Senin 28 September 2020.
Hariyono pun mengajak masyarakat agar akrab dengan teknologi seraya menciptakan inovasi terbaru. Dengan semangat kerja keras dan gotong-royong, teknologi saat ini mampu membawa bangsa Indonesia menjadi lebih berdikari.
"Tapi itu nggak bisa terjadi kalau nggak ada persatuan. Jadi persatuan itu juga penting kemajuan juga penting. Maka Indonesia harus bersatu, toleransi, gotong-royong, dan harus didukung dengan kreasi dan inovasi," kata Hariyono.
Hariyono menuturkan, BPIP menerjemahkan Pancasila tidak sebatas toleransi sosial, di mana dahulu orang-orang hanya memandang Pancasila hanya sebatas saling menghormati dan toleransi.
"Tapi untuk membuat maju bangsa tak bisa tanpada adanya inovasi dan prestasi. Makanya kami toleransi harus menjadi basis, tapi juga harus diikuti inovasi dan prestasi," ujarnya.
Hariyono mengungkapkan pihaknya sudah melihat sejumlah masyarakat yang mengamalkan Pancasila dan telah menelurkan inovasi dan prestasi. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh pegiat Kampung Karamba di Desa Ditotrunan, Lumajang, Jawa Timur.
Masyarakat di kampung ini konsisten selama beberapa tahun terakhir mengamalkan salah satu semangat Pancasila, yakni gotong-royong, untuk mengubah kampung mereka yang tadinya kumuh dan tidak produktif, menjadi bersih, asri, dan menghasilkan nilai.
Masyarakat Ditotrunan secara gotong-royong memanfaatkan sungai yang mengalir di kampung mereka dengan cara melakukan pembersihan, mencegah perilaku buang sampah sembarangan, serta membuat karamba untuk budidaya ikan. Mereka juga bekerja sama dalam membuat kebun dan budidaya tanaman.
Lebih dari itu, mereka juga menularkan semangat gotong-royongnya kepada pegiat kampung tematik lainnya di luar Lumajang, seperti Pasuruan, Probolinggo, dan Malang.