Profil
Oleh Bani Saksono pada hari Kamis, 04 Jun 2015 - 10:37:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Tanpa Liputan Media, Pak Harto Jago Blusukan

54incognito_pak_harto.JPG
Mbak Tutut memberikan sambutan saat peluncuran buku Incgnito Pak Harto. (Sumber foto : Istimewa)
Teropong Juga:

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Model blusukan yang diakukan Joko Widodo sebelum menjadi presiden, menjadi heboh dan seolah-olah hanya dia saja yang sudah melakukan hal itu. Jokowi, sapaan Presiden Joko Widodo menjadi tenar dengan program blusukannya karena diliput secara besar-besaran oleh media massa.

Namun, model blusukan jauh hari sudah dilakukan Presiden Soeharto di awal sesudah dilantik menjadi presiden pada 1967. Tak ada wartawan dan kameramen, tak ada internet, apalagi youtube. Blusukan Pak Harto itu dilakukan secara diam-diam. Walhasil, blusukan beliau mengejutkan banyak orang. Masyarakat desa tak ada yang tahu telah dikunjungi presidennya.

Yang malu atau sewot justru para pejabat daerah tempat Soeharto blusukan di kawasan Jawa Timur dan Jawa Timur. Saat Pangdam Brawijaya tahu kabar itu, langsung saja mantan Pangkostrad itu buru-buru meninggalkan Jawa Timur dan melanjutkan blusuknnya ke Jawa Tengah.

Cerita heroik itu diungkapkan kembali oleh Ketua Forum Pemred Nurjaman Mochtar saat diminta memberikan sambutan dalam pertemuan para pemimpin redaksi (pemred) dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof A Chaniago, Rabu (3/6/2015) malam di kantornya.

"Jadi sebelumnya blusukan itu bukan cuma milik Jokowi saja," ujar Nurjaman lagi. Tujuan blusukan itu untuk menjaring aspirasi masyarakat, apa yang dikeluhkan dan dibutuhkan masyarakat. Hasil dari blusukan pun dituangkan dalam program Pembangunan Lima Tahun (Pelita) dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Nurjaman pun menjelaskan, cerita blusukan dikutip dari buku berjudul 'Incognito Pak Harto, Perjalanan Diam-diam Seorang Presiden Menemui Rakyatnya' yang ditulis oleh Mahmudi. Sedangkan cerita itu merupakan hasil penuturan putri Pak Harto yaitu Siti Hardijanti atau akrab disapa Mbak Tutut. Buku itu diluncurkan pada 5 Juni 2013 silam. Pak Harto lahir pada 8 Juni 1921 di Bantul, dan wafat pada 27 Januari 2008.

Tak banyak komentar, namun Menteri Andrinof tampak khusukmendengar cerita tentang blusukan Pak Harto tersebut. Andrinof adalah salah satu orang yang pertama kali mempromosikan Jokowi menjadi calon presiden. Ketika itu Jokowi masih menjadi walikota Surakarta.

Apa hubungannya blusukan Pak Harto dengan Bappenas? Nurjaman dari SCTV berharap agar Bappenas mampu menyerap aspirasi masyarakat dan menjadi think thank-nya pemerintahan Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Jokowi. (b)

tag: #Blusukan Pak Harto Jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Profil Lainnya
Profil

Nata Irawan, Anak Pasar yang Pernah Jadi Pj. Gubernur

Oleh Aris Eko
pada hari Jumat, 15 Sep 2023
TEROPONG SENAYAN-- Lahir dari orang tua asal pelosok desa di Lampung dan lekat dengan kehidupan keras di pasar di Jakarta bukan menjadi halangan bagi remaja Nata Irawan meniti karir dan kehidupan. ...
Profil

Forum FIP-JIP dan Peta Jalan Pendidikan 318

Pada 9-11 November 2021, Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Forum Fakultas Ilmu Pendidikan dan Jurusan Ilmu Pendidikan (FIP-JIP) dari seluruh Lembaga Pendidikan ...