JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengatakan santri merupakan simbol perlawanan terhadap penjajahan. Santri di Indonesia, kata dia, memiliki peran besar dalam merebut dan mempertahankan NKRI dari kolonialisme.
"Santri merupakan mitologi yang menjadi atribut kelompok umat Islam yang melawan penjajah," kata Said dalam Webinar Hari Santri Nasional bertema "Nasionalisme Santri, Ketahanan Pancasila dan Indonesia yang Kuat", Kamis, 22 Oktober 2020.
mengatakan santri merupakan cikal bakal umat yang mampu mempertahankan NKRI dan mengedepankan persaudaraan. Menurutnya, Hari Santri Nasional harus dimaknai sebagai momentum bersejarah dalam melahirkan bangsa yang kokoh.
“Indonesia bukan negara Islam bukan negara kafir, tetapi Darussalam negara yang damai, negara kebangsaan satu saudara satu ikatan, seperti sistem yang dipakai Nabi Muhammad yang membangun Madinah," kata Said.
Said menjelaskan rasa persaudaraan atau ukhuwah wathoniyah penting untuk dikedepankan bagi sebuah bangsa. Dengan begitu, bangsa akan menjadi kuat dan memiliki akhlak mulia serta hormat kepada semua pihak, termasuk guru.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini menambahkan, saat ini persoalan perbedaan suku sudah tidak ada lagi. Namun, yang menjadi pekerjaan rumah selanjutnya adalah persoalan agama yang selalu dikaitkan dengan nasionalisme.
Hari Santri Nasional diperingati setiap 22 Oktober. Peringatan santri ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri Nasional pada tangga 22.
Sementara itu, Kepala BPIP K.H Yudian Wahyudi mengapresiasi langkah Jokowi menetapkan beleid itu. "Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Presiden yang berani terbitkan Keppres dan menghargai kaum Santri", ucapnya. Dia juga berterima kasih kepada Jokowi karena telah memberdayakan sumber daya manusia (SDM) dari kalangan sebagai pemangku kepentingan.
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Benny Susetyo, menilai Hari Santri menjadi momentum bagi negara untuk meningkatkan kemampuan santri agar mampu bersaing dalam kancah global. Dia menyinggung pentingnya santri menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi di era digital.
"Ke depan diharapkan pemerintah memberi kontribusi peningkatan kualitas para santri untuk masuk dalam era digital,” katanya.