JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio menilai wacana islah atau damai yang dilontarkan dua kubu di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hanya di bibir saja.
"Cara berpolitik elit-elit PPP saya kira sangat jauh dari yang diajarkan Islam. Makanya, wacana islah hanya jadi polemik saja. Padahal Islam mengajarkan kita untuk musyawarah dan mufakat," ujar Agung kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis (4/6/2015).
Agung yang mengaku awam terhadap masalah-masalah keislaman merasa heran dengan konflik berkepanjangan. Jika mereka mengedepankan kepentingan umat dan berniat menjadikan al-Quran sebagai pijakannya, pasti tidak akan berlama-lama memelihara konflik.
"Kedua kubu lebih mementingkan kepentingan jabatan dan kekuasaan daripada memikirkan persatuan umat," papar Agung.
Ia menandaskan bahwa jabatan politik di kepartaian memang sangat menggoda. Sebab, dengan jabatan itu, mereka bisa menjadi Capres, Cawapres, menteri dan duta besar.
"Dalam pandangan Islam, jabatan-jabatan itu adalah kepentingan dunia. Dan itulah yang mereka kejar," ucapnya.
Bukti bahwa kedua pihak tidak ikhlas dalam berdamai, tutur dia, masing-masing kubu menawarkan pilihan-pilihan yang tidak mungkin dipenuhi oleh kubu lawan.
Sebagaimana diketahui, hingga daat ini dua kubu dalam PPP masih terlibat 'perang dingin'. Kubu Djan Farirdz yang merupakan ketua umum hasil muktamar PPP Jakarta masih berseberangan dengan Romahurmuziy, ketua umum hasil muktamar Surabaya.(yn)