Berita
Oleh Bachtiar pada hari Kamis, 31 Des 2020 - 19:55:57 WIB
Bagikan Berita ini :

Bamsoet Sampaikan Bela Sungkawa Atas Wafatnya Begawan Hukum Prof. Muladi

tscom_news_photo_1609419357.jpg
Almarhum Prof. Muladi (Sumber foto : Instagram/kantorstafpresidenri)


JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyampaikan bela sungkawa dan berduka cita atas wafatnya tokoh senior Partai Golkar, Prof. Muladi.

Jasa dan dedikasi almarhum terhadap bangsa dan negara tak terhitung jumlahnya. Berawal sebagai dosen di Universitas Diponegoro, Semarang, almarhum yang semasa mudanya menjadi aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini kemudian masuk ke Jakarta sebagai anggota MPR RI pada tahun 1997 dari fraksi utusan daerah.

"Sebelumnya, almarhum pernah menjadi anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada tahun 1993. Kemudian menjadi Menteri Kehakiman dalam Kabinet Pembangunan VII (1998) dan Kabinet Reformasi Pembangunan merangkap Menteri Sekretaris Negara (1998–1999), Hakim Agung (September 2000–Juni 2001), terakhir sebagai Gubernur Lemhannas (2005–2011)," ujar Bamsoet, di Bali, Kamis (31/12/20).

Ketua DPR RI ke-20 ini mengenang Prof. Muladi sebagai Guru Besar Hukum Pidana yang aktif mendukung DPR RI dan pemerintah untuk segera mengesahkan RUU KUHP yang asli buatan bangsa Indonesia. Sebagai upaya dekolonialisasi terhadap aturan-aruran warisan Belanda.

"Almarhum sudah lebih kurang menghabiskan 35 tahun usia hidupnya untuk mengkaji RUU KUHP. Almarhum berkali-kali mengatakan sudah bosan mengajar KUHP peninggalan Belanda," kenang Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan, keberadaan Prof. Muladi di Partai Golkar tak ubahnya seperti guru yang selalu mendidik dan memberi kesempatan kepada para juniornya untuk tumbuh dan berkembang.

Walaupun pernah berseberangan dengan almarhum terkait kondisi internal Partai Golkar pada dekade 2015, namun tak membuat hubungan personal keduanya berjarak.

"Justru dinamika dan pemikiran almarhum terkait Partai Golkar itulah yang semakin menghidupkan dialektika di internal para kader. Almarhum tidak ubahnya sebagai guru yang memantik dan memancing para kader untuk aktif mengeluarkan berbagai argumentasi. Sebagai senior yang sudah memiliki jam terbang tinggi di politik, almarhum justru menikmati adu pemikiran dengan para juniornya. Sebaliknya, kita para junior jadi bisa belajar banyak dari beliau," pungkas Bamsoet.

tag: #meninggal  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Waka Komisi XIII DPR Pertanyakan Dasar Pemulangan Mary Jane, Ingatkan Agar Tak Langgar Hukum

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 21 Nov 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua Komisi XIII Andreas Hugo Pareira mempertanyakan dasar hukum kebijakan yang digunakan Pemerintah dalam pengembalian terpidana mati kasus narkotika, Mary Jane ...
Berita

Survei TBRC: Toni Uloli-Marten Taha Unggul Elektabilitas 45,8%

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Timur Barat Research Center (TBRC) merilis hasil survei terkait Pilgub Gorontalo 2024 menjelang hari pencoblosan pada 27 November. Hasilnya, pasangan Toni Uloli-Marten ...