Berita
Oleh Rihad pada hari Sunday, 06 Jun 2021 - 13:59:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Waspadai Gejala Pneumonia yang Tidak Khas Pada Lansia

tscom_news_photo_1622961446.jpg
Ilustrasi lansia (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Ada sejumlah gejala pneumonia yang tak khas seperti pada orang dewasa. Jika tidak ditangani, gejala tersebut bisa membahayakan kesehatan dan bisa semakin parah.

"Pada lansia di tahap awal belum tampak gejala khas seperti pada dewasa. Pertama lemah badan sehingga cenderung banyak diam, nafsu makan menurun drastis," kata Dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Lazuardhi Dwipa, mengatakan dalam sebuah webinar kesehatan, Minggu (6/6).

Apabila kondisi ini dibiarkan atau tak diobati maka bisa memunculkan gejala lain seperti demam, batuk, sesak nafas, gangguan kesadaran yang ditandai bicara tidak jelas dan tidak nyambung.

Dalam kesempatan itu, dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi dari RSCM, Suzy Maria menuturkan, pneumonia pada lansia berpotensi fatal, menyebabkannya dirawat ICU hingga kematian dan penurunan status fungsional setelah sakit.

Angka mortalitas pada lansia yang terkena penyakit ini menurut data dari RSCM sekitar 15-25 persen.

Untuk menegakkan diagnosis pneumonia, pasien bisa menjalani pemeriksaan darah, dahak dan rontgen dada.

Pengobatannya pun disesuaikan dengan penyebab penyakit, bila ada bakteri diberi antibiotik, antivirus apabila karena virus atau antijamur kalau disebabkan jamur. Selain itu, dokter juga akan meresepkan obat untuk mengurangi gejala.

Pneumonia merupakan penyakit infeksi radang atau radang paru. Penyakit ini dapat dialami siapapun tetapi rentan pada anak, lansia, penderita penyakit kronik, perokok, penderita ganggan sistem imun, gangguan mobilitas seperti pernah terkena stroke dan pasca terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

"Kuman masuk dari saluran napas atas dan mulut ke saluran napas. Seharusnya sistem pertahanan tubuh bisa menangkal sehingga tidak jadi sakit. Tetapi ada kondisi pertahanan tubuh turun atau kuman kuat, lalu masuk ke paru dan menyebabkan radang baru," ujar Suzy.

Penyebab pneumonia bisa berasal dari virus, bakteri dan jamur. Namun virus menjadi penyebab tersering. Sementara untuk bakteri, Streptococcus pneumoniae termasuk penyebab umum pneumonia.

Untuk mencegah seseorang termasuk lansia terkena penyakit ini, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan antara lain: tidak merokok (karena merusak selaput lendir saluran pernapasan), rajin mencuci tangan agar penyebab penyakit tidak masuk ke paru, mengobati penyakit kronik, menjaga kebersihan gigi dan mulut karena kuman masuk dari mulut salah satunya dan menerapkan gaya hidup sehat.

Di sisi lain, vaksinasi juga bisa menjadi salah satu langkah pencegahan walau tidak menjamin 100 persen dari pneumonia.

Sebagai catatan, pada 2017, lebih dari 43.000 orang di Indonesia meninggal akibat pneumonia. Lebih dari 66 persen kematian akibat pneumonia tersebut terjadi pada kelompok usia di atas 50 tahun.

Lansia merupakan kelompok yang lebih rentan terhadap penularan berbagai penyakit infeksi, termasuk pneumonia. Paparan polutan dan asap rokok, penyakit penyerta, serta penurunan kekebalan tubuh akibat penuaan menjadi beberapa faktor risiko infeksi pneumonia terhadap kelompok usia ini.

Tanpa perawatan yang benar, pneumonia dapat mengakibatkan komplikasi seperti kesulitan bernafas, infeksi aliran darah, penumpukan cairan atau nanah di dalam atau di sekitar paru hingga kematian.

tag: #lansia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement