JAKARTA(TEROPONGSENAYAN)-Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menangah (UKM) Teten Masduki menekankan pentingnya keahlian market intelligent atau membaca permintaan pasar bagi para pelaku UMKM dan UKM di Indonesia.
Teten Masduki memberi contoh bagaimana China bisa membanjiri Indonesia dengan produk-produk UKM mereka dengan berbekal keahlian market intelligent.
"Selama ini di e-commerce, UMKM kita kalah bersaing. Harus diakui bahwa lebih dari 50 persen produk yang dijual di e-commerce itu produk impor," kata Teten Masduki, Sabtu (4/9).
"Mengapa UMKM di China misalnya, bisa menyerbu pasar domestik Tanah Air dan mereka tidak ragu mengirim barangnya (produk) itu dalam jumlah besar," ucapnya lagi.
Baca Juga: Satgas BLBI Panggil Salah Satu Obligor BLBI Kaharudin Ongko Soal Tagihan Rp 8,2 T
"Setelah kami teliti, ternyata UMKM di China itu mendapatkan panduan. Sebelum mereka produksi, mereka mendapatkan data marketnya. Data di Indonesia, di Asia. Jadi mereka menangkap selera konsumen di setiap negara."
Dengan market intelligent seperti itu, kata Teten Masudki, para pelaku usaha mikro di China bisa memproduksi barang yang memang disukai oleh konsumen di Indonesia.
"Itu pasti laku. Pasti dibeli. Karena itu pengiriman barangnya itu bisa borongan sehingga murah biasa biaya logistiknya," tutur Teten Masduki dalam diskusi virtual yang diunggah kanal Youtube Teknik Informatika Unjani pada 4 September 2021.
Masalah di Indonesia, katanya, adalah pengiriman barang masih dilakukan dalam satuan yang sangat kecil sehingga membuat ongkos kirim menjadi mahal.
Baca Juga: Elektabilitas AHY Naik, Wakil Ketua MPR: Itulah Esensi Harapan Rakyat
"Karena itu menjadi penting sekarang, kita membantu UMKM kita untuk melakukan market intelligent. Baik pedagang offline maupun online," sebut Teten Masduki.
"Supaya dengan biaya yang terbatas, mereka bisa memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh market. Risetnya harusnya sampai ke harga. Jadi kalau batik itu (polanya) seperti apa dan harganya berapa," ujar Teten Masduki.