Berita
Oleh Wiranto pada hari Rabu, 15 Sep 2021 - 23:26:06 WIB
Bagikan Berita ini :

Zubairi Djoerban: Menyalakan Api Pada Isu-isu Agama, Malapetaka

tscom_news_photo_1631723166.png
Zubairi Djoerban (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Di media sosial belakangan ramai dibicarakan soal rombongan santri yang menutup telinga saat ada musik diputarkan. Kejadian ini saat para santri tersebut mengantri vaksinasi corona.

Pro kontra pun muncul. Ketua Satgas COVID-19 IDI Prof dr Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM. turut berkomentar. "Menyalakan api pada isu-isu agama, seperti tentang santri penghafal Qur"an, dan berharap itu akan menggalang dukungan publik, adalah malapetaka," kata Zubairi dalam akun Twitternya pada Rabu (15/9).

Prof Zubairi meminta semua pihak menahan diri. "Berhentilah bikin kacau. Selama kita bertengkar pada soal yang begini terus, bisa-bisa tak ada ruang tersisa untuk masalah nyata," tutur dia.

Postingan video santri menutup kuping saat ada musik itu dibagikan oleh Staf Khusus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono, melalui akun Instagramnya. Banyak yang menyoroti komentar Diaz yang dinilai tidak proporsional.

"Sementara itu... kasian dari kecil sudah diberikan pendidikan yang salah. There"s nothing wrong to have a bit of fun!" tulis Diaz dalam postingannya yang diunggah 2 hari lalu itu.

Putri Presiden ke-4 RI Gus Dur, Yenny Wahid, angkat suara terkait unggahan Staf Khusus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono, soal santri yang sedang menunggu giliran divaksin, menutup telinga ketika mendengar musik.

"Santri ma"had tahfidz Quran menutup kuping ketika melakukan vaksinasi. Banyak yang mengkritik mereka, bahkan mengatakan mereka radikal," kata Yenny dikutip dari akun Instagram pribadinya, Selasa (14/9).

Menyematkan label radikal itu, kata Yenny, justru akan membuat masyarakat menjadi terbelah. Ia meminta agar bisa saling mengerti dan memahami satu sama lain.

Yenny mengajak masyarakat untuk lebih saling mengerti satu sama lain dan itu bisa dimulai dengan memahami dan menerima bahwa nilai yang kita anut tidak perlu sama untuk bisa tetap bersatu sebagai bangsa Indonesia.

tag: #radikalisme  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement