JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-
Transformasi yang dicapai PT Industri Gula Glenmore dibawah pengelolan PT Perkebunan Nusantara XII, baik dalam segi produksi dan aplikasi teknologi modern pengolahan gula, diharapkan ikut mendorong terwujudnya swasembada gula konsumsi bagi Indonesia.
Dengan luas seluruh lahan yang dikelola holding perkebunan, Indonesia harus menjadi negara dengan kekuatan industri gula yang solid.
Hal tersebut ditegaskan Menteri BUMN, Erick Thohir dalam kunjungan kerja ke Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (18/9). Di kabupaten terujung Pulau Jawa tersebut, Erick Thohir meninjau PT Industri Gula Glenmore (IGG) yang dikelola PT Perkebunan Nusantara XII di lahan seluas 102,4 hektar di Desa Karang Harjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri BUMN didampingi Muhammad Abdul Gani, Direktur Utama PTPN III, sebagai Holding Perkebunan dan Mantan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
"Dengan produksi gula yang terus meningkat dan juga aplikasi teknologi modern di industri ini, saya harap PT IGG menjadi bagian dari usaha untuk terwujudnya swasembaga gula konsumsi. Ini merupakan bagian dari ketahanan pangan. Apalagi, peta jalan mengenai realisasi swasembada gula konsumsi ke depan sudah ada dan Presiden Joko Widodo memberikan dukungan. Meski banyak tantangan, tetapi Lillahi Ta’ala kita harus jalankan," tegas Erick Thohir.
Meski tetap memerlukan peran swasta, namun sudah saatnya perusahaan BUMN yang bergerak dalam bisnis perkebunan tebu dan gula bergabung dalam satu holding untuk mewujudkan mimpi lama tersebut. Saat ini terdapat tujuh anak perusahaan PTPN yang bergerak di industri tebu dan gula, yaitu PTPN VII di Lampung, PTPN IX sampai XII di Jawa Timur, dan PTPN XIV di Sulawesi Selatan.
Menteri BUMN menambahkan, restrukturisasi yang dilakukan di PTPN XII telah memberikan hasil maksimal dengan membaiknya keuangan dan memberi keuntungan sehingga untuk menuju swasembada gula konsumsi, maka diperlukan kolaborasi dengan rakyat dan instansi lain.
"Saya minta libatkan tebu rakyat, dan lahan milik perhutani sehingga ada peningkatan lahan produksi dari 45 ribu hektar menjadi 85 ribu, lalu secara perlahan hingga tahun 2024-2025 harus menjadi 250 ribu hektar. Jika hal itu tercapai, maka impian indonesia menjadi negara pengekspor gula akan terwujud," lanjut Erick Thohir.
Keinginan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor, terutama untuk komoditas yang dimiliki dan menjadi kekayaan Indonesia, terus diupayakan oleh Kementerian BUMN kepada perusahaan BUMN.
"Sudah saatnya kita jangan hanya menjadi market saja yang akan menyulitkan negara kita sulit. Dengan potensi yang kita miliki, bagaimana pula gula harus menjadi tulang punggung ekonomi yang penting ke depannya,” kata Menteri BUMN.