JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi Golkar Mukhtarudin mengatakan, kebijakan pemerintah yang memainkan rem dan gas untuk menyeimbangkan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi sedikit berhasil.
Demikian disampaikan Politikus Golkar itu saat menanggapi Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) yang mengindikasikan penyaluran kredit baru tumbuh positif pada kuartal III-2021 terefleksikan dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBY) permintaan kredit baru sebesar 20,9 persen.
"Saya kita ekonomi bergerak seiring membaiknya penanganan pandemi Covid-19 dari tim ekonomi pemerintah kita," puji Mukhtarudin, Kamis (21/10/2021).
Anggota Banggar DPR ini mengklaim, terjaganya pertumbuhan ekonomi dan terkendalinya pandemi Covid-19 menjadi bukti tepatnya kebijakan dan program pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Saya berharap penguatan pengendalian pandemi ini juga mendorong ekonomi Indonesia untuk tumbuh sebesar 7,07 persen (yoy) di triwulan II-2021. Syarat utama ekonomi pulih tentu jaga penanganan pandemi agar tidak terjadi gelombang ketiga," pungkas Mukhtarudin.
Diketahui, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan tertulis, Kamis, (21/10/2021) mengatakan berdasarkan jenis penggunaan jenis pertumbuhan kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis kredit.
Pertumbuhan positif pada kredit investasi terefleksikan dengan SBT 34,4 persen dan kredit konsumsi dengan SBT 49,8 persen.
Secara sektoral, penyaluran kredit baru tertinggi terjadi pada sektor konstruksi, dengan SBT sebesar 55,8 persen, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan dan sektor industri pengolahan dengan SBT masing-masing sebesar 55,7 persen dan 48,9 persen.
"Pada kuartal IV 2021, penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat, ditandakan dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 90,9 persen," ujar Erwin.