Oleh Ariady Achmad pada hari Selasa, 05 Sep 2023 - 16:23:11 WIB
Bagikan Berita ini :

Benarkah Cak Imin Membuka Gembok Nahdliyin Bagi Anies?

tscom_news_photo_1693905494.jpg
(Sumber foto : )

Euforia para pendukung pasangan Anies Baswedan - A. Muhaimin Iskandar (Amin) masih terus berlangsung sejak deklarasi pada Sabtu (2/9/2023). Mengambil lokasi bersejarah yaitu hotel Majapahit (Yamato), Amin yang diusung Partai Nasdem dan PKB plus PKS (masih menunggu hasil keputusan Majelis Syuro PKS) memang terkesan heroik.

Apalagi, bagi Surya Paloh (Ketua Umum Partai Nasdem) dengan menggandeng PKB dan A. Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai Bakal Calon Wakil Presiden, bukan hanya mengamankan tiket Presidential Threshold (PT) sebesar 20 persen kursi DPR RI saja. Namun sekaligus memenuhi strateginya yaitu meraup suara Nahdliyin, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang akan berat jika mengandalkan Anies semata.

Benarkah Cak Imin membuka gembok pintu Nahdliyin untuk Anies sesuai keinginan dan strategi Surya Paloh? Yes! Terlalu naif untuk mengatakan tidak. Apapun dan betapapun, Cak Imin adalah sosok berdarah NU yang membawa PKB menguasai kursi parlemen di Jawa Timur khususnya dan Jawa Tengah serta daerah lainnya karena suara Nahdliyin dalam beberapa Pemilu sejak 2005.

Meski demikian bukan berarti pintu Nahdliyin akan terbuka lebar dan tanpa ganjalan. Sebab, masih ada banyak kunci gembok lain yang berpotensi menutup kembali pintu Nahdliyin bagi pasangan Amin. Tentu dengan berbagai faktor penyebabnya. Baik eksternal, internal, kanan, kiri, atas, bawah serta dari seluruh penjuru angin. Sehingga rasanya wajib bagi pasangan Amin dan Surya Paloh perlu waspada.

Setidaknya, Ketua PBNU, Menteri Agama serta elemen barisan Gus Dur sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda resisten. Baik implisit maupun eksplisit resistensi itu telah disuarakan di ranah publik. Akankah kedatangan Ketua PBNU ke Istana Negara menemui Presiden Jokowi pada Senin (4/9/2023) malam juga bagian untuk menutup kembali pintu gembok Nahdliyin bagi Amin?

Sudah menjadi informasi umum bahwa Istana berseberangan posisinya dengan Anies dan Surya Paloh (Nasdem). Sehingga mustahil merasa nyaman dengan deklarasi Amin yang gegap gempita pekan lalu itu. Bahkan, sangat mungkin dua bakal calon Capres dari koalisi lainnya yang selama ini mengklaim dan memiliki kedekatan dengan Istana juga mengincar dan membidik Cawapres yang bisa membuka pintu gembok Nahdliyin.

Serangkaian dengan hal tersebut, keterusikan pihak lain terhadap pasangan Amin tampak semakin nyata. Targetnya jelas dan terukur yaitu merusak citra (downgrade) Cak Imin. Caranya bisa berbagai macam. Sejak mulai mulut ke mulut, menggunakan jasa buzzer hingga - bisa saja - menggunakan instrumen atau institusi kekuasaan. Tercium baunya, tapi tak bisa dipegang dan dilihat barang maupun tindakannya.

Seperti, pada beberapa Pemilu dan Pilpres sebelumnya, suara Nahdliyin menjadi pertaruhan dan pertarungan sengit para kontestan. Tak terhindar juga pada Pemilu dan Pilpres 2024. Jurus saling mengunci dan adu strategi diprediksi akan memanas. Apakah Surya Paloh, Anies dan koalisi pasangan Amin sudah menyiapkan skenario lain jika gembok pintu Nahdliyin lepas dari genggaman Cak Imin dan Ketua PBNU menjadi Cawapres koalisi lainnya?(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Fenomena Tindak Kekerasan Terhadap Insan Pers Semakin Meresahkan

Oleh Jacob Ereste
pada hari Rabu, 24 Jul 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tindak kekerasan terhadap wartawan tampaknya semakin brutal dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang mungkin merasa sangat terganggu oleh fungsi kontrol yang dilakukan ...
Opini

Antara Jokowi dan Erdogan, dari Visi Mulia hingga Ambisi Berkuasa

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Jokowi yang pertama kali terpilih sebagai Presiden Indonesia pada 2014 dan kembali terpilih pada 2019, juga datang dengan janji untuk memperbaiki infrastruktur, ...