Oleh Ariady Achmad (Politisi Senior Partai Golkar, Mantan Anggota DPR RI dan Sahabat Dekat Gus Dur pada hari Jumat, 23 Agu 2024 - 21:26:19 WIB
Bagikan Berita ini :

Mampukah Bahlil Menghadapi Badai dan Gelombang ?

tscom_news_photo_1724423179.jpg
(Sumber foto : )

Perjalanan Bahlil Lahadalia meraih kursi Ketua Umum Partai Golkar tergolong fenomenal. Maju sebagai calon tunggal dalam arena Munaslub, memunculkan pesan tidak ada lawan yang berani bertanding. Padahal, jam terbang Bahlil tergolong masih sangat rendah. Terutama dalam berkiprah dilingkungan DPP Partai Golkar.

Kursi Ketua Umum Partai Golkar bukanlah kursi empuk, membuat yang duduk bisa nyaman dan berleha-leha. Ini adalah kursi panas yang siapapun penghuninya membutuhkan kekuatan menghadapi gelombang dan badai yang datang dari segela penjuru angin. Baik dari dalam maupun luar. Baik dari atas maupun bawah. Baik dari kanan dan kiri.

Bahlil memang sudah memiliki jam terbang dalam dunia bisnis. Bahkan sampai mampu menjadi Ketua Umum HIPMI serta menduduki posisi sebagai Menteri Investasi dan Menteri ESDM saat ini. Bahlil terbukti piawai mengelola maupun bernegosiasi dalam soal bisnis. Bisa jadi perusahaan yang dikelola mampu meraup laba, Kementerian yang dipimpinnya sukses.

Namun semua itu masih belum cukup menjamin untuk menahkodai Kursi Ketua Umum Partai Golkar. Sebab, negosiasi atau berunding dalam politik sangat berbeda dengan bisnis. Mengelola partai politik tidak identik dengan memimpin perusahaan. Modal dan manusia dalam partai politik tidak sama dengan perusahaan.

Bernegosiasi politik, misalnya, tidak ada "komanya". Namun tidak bisa diprediksi kapan mencapai "titik" atau berakhir alias selesai. Membutuhkan kesabaran, ketangguhan, kepiawaian, kekuatan, kemampuan hingga "kesaktian". Tak hanya menguras emosi, pikiran namun juga energi dan modal. Banyak aspek dan faktor, baik terduga maupun tak terduga.

Oleh sebab itu munculnya isu Bahlil meninggalkan para senior di Pantai Golkar tidak bisa dilihat dari satu sisi. Bahlil tengah dikejar tengat waktu pendaftaran Calon Pilkada. Sehingga menempuh jalan cepat dan taktis untuk memenuhi prosedur formal. Bisa jadi struktur kepengurusan DPP Partai Golkar masih untuk memenuhi syarat formalitas dulu.

Di sisi lain Bahlil terlalu beresiko meninggalkan para senior. Betapapun mereka inilah yang sudah kenyang asam garam dunia perpolitikan. Bahkan Bahlil membutuhkan senior untuk "menjaga" posisinya. Setidaknya agar bisa mengetahui dan menghadapi "gelombang dan badai" politik yang seringkali kehadirannya bagai tamu tak diundang dan tak bisa diduga-duga.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 79 - SOKSI
advertisement
HUT RI 79 - ADIES KADIR
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Penguasa Si 'Hidung Panjang' Harus Dilawan

Oleh Isti Nugroho
pada hari Jumat, 13 Sep 2024
SEMBILAN tahun bangsa kita terpukau dan tersihir oleh populisme seorang penguasa. Penguasa itu mendapat  beberapa sebutan yang bernada ejekan. Misalnya, “raja jawa”, ...
Opini

Jakarta 'Killing Field' Ridwan Kamil

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Setelah dicemplungkan Partai Golkar ke Jakarta dan dititipkan kepada KIM agar mendukungnya, ternyata Ridwan berada di ruang "kariweuhan". Ia ditolak disana-sini ...