Oleh Fath pada hari Selasa, 31 Des 2024 - 10:41:55 WIB
Bagikan Berita ini :

Refleksi Akhir Tahun, Sekertaris Fraksi Partai Golkar Berharap Tahun 2025 Daya Beli Masyarakat Makin Membaik

tscom_news_photo_1735616515.jpg
Mukhtarudin Anggota komisi VII DPR RI dari fraksi partai Golkar (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-- Pergantian tahun 2024 dan menyongsong tahun baru 2025 sudah di depan mata.

Sekretaris Fraksi Golkar DPR RI Mukhtarudin berharap tahun 2025 pemerintahan Prabowo-Gibran memperhatikan dan memperkuat daya beli masyarakat.

Mengingat, kata Mukhtarudin, penurunan daya beli masyarakat yang terjadi belakangan ini dinilai bakal berdampak pada pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 nantinya.

"Daya beli masyarakat ini penting ya, karena mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara," ujar Mukhtarudin, Selasa 31 Desember 2024.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa konsumsi rumah tangga per kuartal III-2024 tumbuh 4,91 persen. Angka ini mencerminkan penurunan konsumsi rumah tangga, jika dibandingkan dengan kuartal III-2023 yang tumbuh 5,06 persen, maupun kuartal II-2024 yang tumbuh 4,93 persen.

Untuk mengatasi hal tersebut, politisi Dapil Kalimantan Tengah ini mendorong pemerintahan perlu melakukan upaya perbaikan daya beli masyarakat dalam jangka pendek.

"Sebagai solusi jangka pendek, caranya, tahun 2025 ini lebih banyak menciptakan lapangan kerja agar kelompok bawah memiliki pendapatan tetap," beber Mukhtarudin, Selasa 31 Desember 2024.

Mukhtarudin mengatakan tahun depan struktur ekonomi diharapkan lebih banyak ditopang oleh konsumsi. Artinya, mesin-mesin penggerak roda perekonomian harus didukung oleh konsumsi secara dominan.

"Indonesia merupakan negara yang perekonomiannya ditopang oleh konsumsi. Maka ketika konsumsi masyarakat cenderung menurun, pendapatan agregatnya secara bruto akan menurun juga" imbuh Mukhtarudin.

Anggota Komisi XII DPR RI ini menjelaskan bahwa rendahnya tingkat inflasi bukan saja hanya karena keberhasilan mengendalikan harga, tetapi juga berpotensi terkait dengan kemampuan daya beli masyarakat saat ini.

Mukhtarudin menilai inflasi dapat dimaknai seperti dua sisi berbeda dari mata uang yang sama.

Pertama, lanjut Mukhtarudin, inflasi rendah bisa dimaknai sebagai keberhasilan pemerintah dan BI dalam menjaga stabilitas harga.

"Namun, yang kedua, inflasi rendah ini juga dapat terjadi akibat rendahnya daya beli masyarakat karena kondisi perekonomian saat Ini," imbuh Muktarudin.

Apalagi, saat ini Mukhtarudin mengingatkan ketidakpastian global yang tereskalasi selalu memberi tekanan terhadap perekonomian nasional.

Pasalnya, kata Mukhtarudin, harga minyak yang naik tentu akan menekan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun berjalan, karena berkonsekuensi pada membengkaknya nilai belanja atau impor bahan bakar minyak (BBM).

"Karena rantai pasok global yang terganggu akibat perang bisa menjadi penyebab naiknya harga komoditas strategis lainnya, termasuk bahan pangan seperti beras," tutur Mukhtarudin.

Untuk meminimalisir ekses ketidakpastian global itu, Fraksi Golkar DPR meminta pemerintah memaksimalkan pemanfaatan potensi dalam negeri di sektor industri.

"Ya, tentu dengan melindungi pasar tanah air dari serbuan produk impor yang dijual dengan harga dumping," cetus Mukhtarudin.

Apalagi, sektor manufaktur dalam negeri mampu memenuhi permintaan ragam kebutuhan untuk lebih dari 280 juta jiwa konsumen dalam negeri.

"Jika pemerintah memproteksi dan memandu kebangkitan sektor industri, niscaya tahun 2025 ini akan tercipta jutaan lapangan kerja baru," kata Mukhtarudin.

*Badai PHK Melanda Tanah Air*

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyebutkan bahwa untuk sepanjang 2024 ini saja, sekitar 80.000 karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Selain itu, sekitar 60 perusahaan juga berpotensi melakukan PHK. Data Kemenaker itu menjadi pembenaran informasi tentang gelombang PHK yang berkelanjutan.

PHK paling banyak terjadi di sektor industri manufaktur, sektor pengolahan, sektor jasa-jasa, serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.

Sementara beberapa entitas bisnis, misalnya Pizza Hut telah menutup puluhan gerai. Jika pada September 2023 Pizza Hut masih mengoperasikan 615 gerai, pada kuartal III 2024, tersisa 595 gerai yang beroperasi.

KFC, restoran waralaba lainnya yang dikelola PT Fast Food Indonesia juga telah menutup puluhan gerai. Per Desember 2023, jumlah gerai masih 762. Namun, per 30 september 2024, sisa 715 gerai yang masih beroperasi.

Jaringan Alfamart juga sudah menutup 400 toko di sepanjang 2024 karena lonjakan harga sewa toko dan menurunnya daya beli masyarakat.

Sedangkan Matahari departmen store berancang-ancang untuk menutup 13 gerai. Kecenderungan ini berkonsekuensi pada bertambahnya pengangguran di Indonesia.

Oleh karena itu, peraih penghargaan tokoh peduli daerah terbaik parlemen Award 2023 ini menegaskan sangat penting bagi Pemerintahan kabinet Merah-Putih Prabowo-Gibran khususnya para menteri, untuk menyimak dan memaknai data maupun indikator ekonomi tersebut.

"Selamat Tahun Baru 2025. Ada harapan baru yang menjadi target. Semoga semua mimpi kita terwujud di tahun 2025," pungkas Mukhtarudin.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement