Oleh M Rizal Fadillah pada hari Kamis, 24 Apr 2025 - 09:34:04 WIB
Bagikan Berita ini :

MAKIN BINGUNG DAN BELEPOTAN JOKOWI

tscom_news_photo_1745462044.jpg
(Sumber foto : )

Selain persoalan ijazah yang membuat mumet sehingga perlu dengan ancaman lawyer yang dipanggil ke Solo dan ancaman preman pimpinan Hercules yang didatangkan ke rumah Kutai Utara untuk menggertak TPUA, maka sowan para Menteri "geng Solo" dan para Polisi peserta Sespim juga bagian dari fenomena semakin belepotannya Joko Widodo.

Tafsir bahwa Jokowi masih kuat dan mampu melecehkan Prabowo melalui manuver sowan Menteri dan arahan kepada peserta Sespimpol perlu mendapat pertanyaan serius akan kebenarannya. Sebaliknya hal di atas dapat menjadi gambaran akan kepanikan Jokowi yang mencoba meraih pegangan pada ranting-ranting yang tersisa. Dan ranting itu akan segera menjadi kayu yang hangus terbakar. Tidak ada teknologi kayu yang dapat menyelamatkan.

Ia tengah menghadapi sakaratul maut politik tanpa tahu jalan pulang yang baik. Jokowi menempatkan dirinya potensial menjadi makhluk yang terkutuk. Bukan hanya karena tidak berprestasi tetapi memperkaya diri dan penyubur korupsi. Harga diri dijual murah demi penggendutan rekening famili dan kroni. Bumi pertiwi pun digadaikan bahkan dijual pula meski dengan narasi investasi.

Dugaan ijazah palsu sangat menggelisahkan. Aneh sekali, sebab bila ada dan asli tentu akantenang dan nyaman dihadapi. Dengan enteng dipublikasikan dan membebaskan siapapun untuk memverifikasi. Bukan sembunyi atau menyembunyikan. Bukan pula menyiapkan tuntutan hukum bagi yang mempersoalkan. Jika itu yang dilakukan, rakyat sedunia dipastikan akan semakin curiga.

Setelah mengancam melalui timlawyer yang diundang ke rumahnya di Solo, Jokowi sengaja datang ke Jakarta dan membahas soal itu di RM Seribu Rasa Menteng. Lalu tim hukumnya Konperensi Pers akan melaporkan 4 orang yang masih dirahasiakan namanya, menunggu keputusan Jokowi. Hoaks dan pencemaran nama baik yang selintas dimunculkan sebagai tuduhannya.

Di tengah kegundahan masalah ijazah ternyata Jokowi "diperintahkan" Prabowo untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Mungkin kegelisahan seribu rasa coba untuk ditenangkan berada di suasana pemakaman. Agar semua ingat bahwa ujung dari semua ambisi adalah makam. Sepi, sunyi, sendiri dan sesal abadi.

4 nama Roy Suryo, Rismon Sianipar, Rizal Fadillah dan Tifauzia Tyassumatelah diputuskan sebelum ke Vatikan. Telah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat oleh Pemuda Patriot Nusantara dengan tuduhan penghasutan berdasar Pasal 160 KUHP. Rupanya Jokowi takut untuk melaporkan sendiri, tetapi memakai tangan ormas pemuda.

Bagi keempat orang terlapor tentu siap untuk bertarung hukum yang dinilai sebagai penghukuman terhadap ilmu pengetahuan. Soal ijazah Jokowi sedang dibongkar secara saintifik. Teknologi yang digunakan sebagai alat uji. Namun hukum mencoba meredam. Abad kegelapan Eropa adalah penghukuman gereja pada ilmu pengetahuan. Indonesia gelapadalah tampilan kekuasaan yang menghukum ilmu pengetahuan.

Bareskrim Mabes Polri sejak 9 Desember 2024 sudah nenerima pengaduan TPUA soal dugaan ijazah palsu Jokowi. 20 Maret 2025 ada bukti tambahan, lalu 7 April 2025 telah diajukan kembali tambahan bukti, demikian pula 22 April 2025. Total 15 bukti ada di meja Bareskrim dan prediksi hingga 30 orang semestinya sudah bisa diminta keterangan termasuk 11 awak media yang telah melihattetapi tidak boleh memfoto dan merekam ijazah yang ditunjukkan Jokowi 16 April 2025.

Delik penghasutan mudah ditepis, yang lebih urgen adalah pembuktian keaslian ijazah Jokowi oleh Bareskrim Mabes Polri. Andai proses bergerak, maka wajar dan semestinya skripsi dan ijazah Jokowi yang diduga palsu segera untuk disita. Inilah langkah kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Dari sini kita mulai.

*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Bandung, 24 April 2025

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
IDUL FITRI 2025 AHMAD NAJIB Q
advertisement
DOMPET DHUAFA RAMADHAN PALESTIN
advertisement
IDUL FITRI 2025 WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2025 HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2025 HERMAN KHAERON
advertisement
Lainnya
Opini

Presiden Trump Janganlah Jadi Kiai Jarkoni

Oleh Fuad Bawazier Menteri Keuangan Era Orde Baru
pada hari Kamis, 24 Apr 2025
Amerika Serikat adalah negeri tempat kita banyak belajar. Para politisi, ekonom dan banyak disiplin ilmu kita belajar di sana. Para dosen dan birokrat kita juga belajar beragam ilmu di Amerika dan ...
Opini

DENNY JA: PERLU DIBENTUKNYA PUSAT STUDI AGAMA DAN SPIRITUALITAS ERA AI

“Tak satu pun institusi keagamaan, tak satu pun ulama, pendeta, biksu, atau pastur—seberbakat apa pun mereka—dapat menandingi kemampuan Artificial Intelligence dalam membaca jutaan ...