Oleh Didi Irawadi Syamsuddin, S.H.,LL. M pada hari Senin, 11 Agu 2025 - 13:39:13 WIB
Bagikan Berita ini :

80 Tahun Indonesia Merdeka, Generasi Emas atau Generasi Cemas

tscom_news_photo_1754894353.jpg
Didi Irawadi Syamsuddin Politikus Partai Demokrat (Sumber foto : Istimewa)

Delapan puluh tahun Indonesia merdeka bukan hanya soal usia negara, tapi juga soal kualitas hidup rakyatnya. Pertanyaannya: apakah kita benar-benar menuju Generasi Emas, atau justru terperosok menjadi Generasi Cemas?

Fakta di depan mata berbicara:

• Lapangan kerja masih terbatas, membuat banyak anak muda menganggur meski berpendidikan tinggi.

• Pendidikan kian mahal, membuat akses pengetahuan menjadi hak eksklusif, tidak terjangkau semua warga.

• Kesehatan sering dijalankan setengah hati, lebih sibuk dengan klaim politik daripada pelayanan nyata.

• Kesejahteraan cenderung lebih menguntungkan kelas atas, meninggalkan kelas menengah dan bawah di pinggir jalan kemajuan.

• Hukum masih tebang pilih—tajam menghukum rakyat kecil, tumpul terhadap kekuasaan.

• Kesenjangan sosial makin menganga, menggerogoti fondasi persatuan.

Tapi ingatlah, generasi muda bukan lagi generasi yang mudah dibujuk slogan & retorika. Kami lahir di era digital; kami bisa membandingkan diri dengan dunia; kami tahu perbedaan antara kerja nyata dan kerja-kerja palsu karena pencitraan.

Bonus demografi seharusnya menjadi keuntungan strategis. Tetapi jika pemerintah membiarkan generasi ini berjalan tanpa arah, bonus itu akan berubah menjadi bom waktu sosial:

• Pengangguran terdidik yang frustrasi.

• Kesenjangan yang kian menganga.

• Runtuhnya kepercayaan publik pada negara.

Pesan kami sederhana namun tegas:

Jangan main-main dengan masa depan kami. Kami tidak minta janji, kami menuntut bukti. Indonesia Emas tidak akan lahir dari pidato indah atau narasi manis. Ia hanya akan lahir dari keberanian untuk berpihak sungguh-sungguh pada generasi muda.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Lainnya
Opini

Jejak Panjang dan Bayang-Bayang Gelap Program Sosial Bank Indonesia

Oleh Ariady Achmad
pada hari Senin, 11 Agu 2025
TEROPONGSENAYAN.COM, Jakarta — Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) selama ini dikemas rapi sebagai wujud tanggung jawab sosial lembaga bank sentral kepada masyarakat. Di atas kertas, PSBI ...
Opini

Di Balik Aliran Dana CSR BI dan OJK: Jejak Panjang Dugaan Korupsi di Komisi XI DPR

Awal Sebuah Kisah di Lorong Kekuasaan Desember 2024. Di tengah lengangnya gedung perkantoran di Jakarta, tim penyidik KPK menyambangi dua lembaga penting: Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa ...