Oleh Achmad Faridz Ramadhan pada hari Kamis, 28 Agu 2025 - 15:51:54 WIB
Bagikan Berita ini :

Domino Efisiensi Bursah Zarnubi: Dari Rp 425 Miliar ke Rp 462 Miliar, Ketahanan Pangan dan Layanan Dasar Makin Nyata

tscom_news_photo_1756371114.jpg
Bursah Zarnubi & Prabowo Subianto (Sumber foto : Istimewa)

TEROPONGSENAYAN.COM - Jakarta, Presiden Prabowo Subianto kembali memberikan apresiasi kepada salah satu kepala daerah yang dinilai berhasil mengelola keuangan publik dengan cara efisien sekaligus produktif. Kali ini, pujian tertuju kepada Bupati Lahat, Bursah Zarnubi, yang disebut mampu melakukan efisiensi anggaran daerah hingga Rp 462 miliar. “Luar biasa, beliau menghemat Rp 462 miliar,” ujar Prabowo, sebagaimana diberitakan media nasional.

Pernyataan ini bukanlah yang pertama. Pada Mei 2025 lalu, publik juga dikejutkan dengan laporan bahwa Pemda Lahat berhasil melakukan efisiensi APBD sebesar Rp 425 miliar. Selang tiga bulan kemudian, angka itu bertambah menjadi Rp 462 miliar. Bagi sebagian daerah, nominal sebesar ini identik dengan anggaran pembangunan satu tahun penuh.

Efisiensi yang Berbuah Pembangunan

Efisiensi yang dilakukan Pemda Lahat bukan sekadar menahan belanja seremonial atau penghematan administratif. Menurut penjelasan yang sudah beredar, hasil efisiensi langsung diarahkan pada sektor-sektor produktif yang menyentuh kepentingan rakyat:

Bendungan dan irigasi, untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.

Fasilitas sanitasi dan kesehatan, termasuk penguatan rumah sakit daerah.

Peternakan skala besar, yang sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo.


Artinya, efisiensi tidak berhenti pada angka, melainkan bertransformasi menjadi pembangunan riil yang bisa dirasakan masyarakat.

Implikasi Politik: Pesan yang Lebih Luas

Pujian terbuka dari Prabowo Subianto terhadap Bursah Zarnubi tidak hanya mengangkat nama seorang bupati di Sumatera Selatan. Ada pesan politik yang lebih luas:

1. Sinergi pusat-daerah – Pemerintah pusat ingin memastikan bahwa visi besar ketahanan pangan, kemandirian energi, dan peningkatan kualitas hidup rakyat benar-benar terimplementasi di daerah.


2. Contoh replikasi – Lahat dijadikan etalase bahwa pengelolaan APBD yang disiplin bisa menghadirkan dampak signifikan. Ini bisa menjadi inspirasi bagi kepala daerah lain.


3. Branding kepemimpinan – Bagi Prabowo, menonjolkan pejabat daerah yang berhasil berarti juga meneguhkan citra pemerintahannya sebagai pemerintahan yang bekerja untuk rakyat, bukan sekadar retorika.

Dari Lahat untuk Indonesia

Prestasi Bursah Zarnubi menunjukkan bahwa efisiensi bukan berarti pemangkasan layanan, melainkan pengalihan belanja ke sektor yang lebih produktif. Model ini bisa menjadi benchmark nasional: bagaimana APBD tidak terjebak dalam pengeluaran rutin yang boros, tetapi diarahkan pada program nyata.

Namun, tentu ada catatan penting. Efisiensi harus tetap transparan dan akuntabel. Publik berhak mengetahui secara rinci pos mana yang dipangkas dan bagaimana dana dialihkan. Tanpa akuntabilitas, klaim efisiensi bisa berpotensi menjadi jargon politik semata.


---

Outlook ke Depan

Jika model efisiensi Lahat mampu direplikasi di daerah lain, bukan tidak mungkin akan lahir “efek domino” penghematan triliunan rupiah di tingkat nasional. Efisiensi itu bisa mempercepat pembangunan infrastruktur dasar, memperkuat ketahanan pangan, hingga menyehatkan fiskal daerah.

Di sisi lain, Bursah Zarnubi kini berada dalam sorotan publik. Pujian Presiden jelas menaikkan reputasinya, bahkan berpotensi membuka jalan bagi karier politik lebih besar. Namun, tantangan berikutnya adalah membuktikan kesinambungan, bukan sekadar pencapaian sesaat.

Penutup

Pujian Prabowo kepada Bursah Zarnubi ibarat “lampu sorot” yang memperlihatkan bagaimana kepemimpinan daerah bisa selaras dengan visi nasional. Dari Rp 425 miliar hingga kini Rp 462 miliar, efisiensi di Lahat telah menjadi kisah nyata bahwa anggaran rakyat bisa dikelola dengan cerdas dan berpihak pada kebutuhan mendasar.

Sejarah akan mencatat apakah keberhasilan ini menjadi oase sesaat, atau justru menjadi model baru tata kelola keuangan daerah di era Prabowo Subianto.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement
Lainnya
Opini

Garis Kemiskinan yang Tak Manusiawi

Oleh Swary Utami Dewi
pada hari Kamis, 28 Agu 2025
TEROPONGSENAYAN.COM - Jakarta, "Bagaimana hitungannya, ya Bu, jika pengeluaran sehari-hari per orang dua puluh ribuan maka dia tak dibilang miskin? Saya sudah makan sangat sederhana saja di ...
Opini

Skandal Korupsi Minyak Mentah Pertamina: Antara Tata Kelola Energi, Oligarki, dan Ancaman Kedaulatan Ekonomi

TEROPONGSENAYAN.COM, Jakarta - Skandal yang Mengguncang Industri Migas Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali menorehkan babak baru dalam pemberantasan korupsi energi. Kasus dugaan korupsi minyak ...