JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Umat Islam di seluruh dunia, khususnya di Indonesia dituntut untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Sebab selama ini Palestina tak ubahnya hanya seperti mainan Zionis-Israel.
Tuntutan itu disampaikan ratusan massa dari Forum Yayasan Amor Network saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat umat Islam, di depan Kedubes AS, Jakarta, Jum'at (10/7/2015) lalu.
"Mari kita berjuang demi kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsha, sebagai kiblat pertama Umat Islam," kata Koordinator Yayasan Amor Network Achmad Bustomi di depan ratusan massa yang memadati halaman Kedubes AS dalam orasinya.
Aksi tersebut dimaksudkan sebagai gerakan solidaritas dan menggalang persatuan umat Islam demi mengakhiri penjajahan di Palestina.
Bustami menjelaskan bahwa masalah yang membelit Palestina merupakan tanggung jawab Umat Islam di seluruh penjuru dunia. Apa yang menimpa Palestina selama bertahun-tahun kata dia, tak bisa begitu saja dibiarkan. Umat Islam dunia harus bersatu dan mengambil peran dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Palestina sebagai negara yang berdaulat tanpa rongrongan apapun.
"Kita harus terus memobilisasi kekuatan untuk mengakhiri penjajahan di Palestina," katanya.
Ia meminta umat Islam agar tidak tutup mata terhadap Zionis-Israel yang selama ini nyata-nyata melakukan kejahatan kemanusiaan dan pemusnahan massal terhadap orang-orang Palestina sejak puluhan tahun lalu.
"Zionis Israel bersama imperialis AS harus bertanggung jawab atas pelanggaran HAM dan kekejaman yang terjadi selama ini di Palestina," tegasnya.
Sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia, Indonesia sudah seharusnya menggalang solidaritas, memberikan bantuan dan dukungan penuh atas perjuangan Bangsa Palestina. Umat Islam Indonesia juga mesti mengutuk kejahatan agresi zionis Israel yang selama ini juga didukung penuh oleh imperialis AS.
"Untuk itu, dukungan dan doa dari umat Islam dan masyarakat dunia merupakan salah satu potensi kekuatan Bangsa Palestina mewujudkan kemerdekaannya," jelasnya.
Selain itu, Bustomi juga mengingatkan, agar umat Islam dan pemerintah Indonesia berani melawan berbagai bentuk siasat keji "ala zionis" yang menghambat tumbuh dan berkembangnya demokrasi di Indonesia.
"Kita kawal pemerintahan kita yang demokratis, adil makmur, yang bersih dari tindakan pelanggaran hak asasi manusia serta bebas dari intervensi imperialis Amerika Serikat," jelas Bustomi.
Aksi damai yang dilakukan massa ini diakuinya, merupakan aksi nyata untuk menentang pendudukan Palestina merupakan wujud nasionalisme yang tertuang dalam UUD 1945.
Cinta Tanah Air harus diaplikasikan dalam bentuk dukungan nyata untuk bangsa-bangsa tertindas. Sebab Bangsa Palestina adalah satu-satunya anggota GNB yang belum merdeka. (iy)