JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Sirodj sangat kecewa dan menyayangkan insiden di Tolikara, Papua. Ia berharap tidak ada lagi konflik suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
"Saya berharap kejadian ini adalah yang terakhir dan tidak terulang kembali di masa yang akan datang," kata Said dalam keterangan tertulis yang diterima TeropongSenayan, Minggu (19/7/2015).
Yang membuat Said sangat kecewa lagi karena insiden bertepatan dengan perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1436 H.
Said Aqil mengingatkan agar tidak ada lagi kerusuhan hanya karena perbedaan agama atau suku. Dia menegaskan bangsa ini membutuhkan kesatuan yang kokoh di era globalisas.
Jadi, apapun agamanya, apapun sukunya, apapun partai politiknya, apapun alirannya, bangsa Indonesia harus bersatu memasuki era globalisasi ini supaya bangsa ini tidak tergerus dengan era yang sangat menantang ini.
"Hal ini sangat membutuhkan persatuan dan kesatuan yang kokoh," terang Said.
Mengenai kemungkinan adanya aktor intelektual yang "memancing di air keruh", Said menegaskan, kalau sampai ada aktor intelektual di balik kejadian ini maka siapapun orang itu, dia bukan hanya jahat tetapi dia adalah penjahat dan harus ditindak sesui aturan yang berlaku.
Menurutnya, sejak sebelum merdeka, bangsa ini sudah sepakat bahwa negara ini adalah negara kebangsaan (nation state), darussalam, atau negara kesatuan yang merangkul semua komponen bangsa.(ss)