Opini
Oleh M Hatta Taliwang pada hari Selasa, 11 Agu 2015 - 09:49:37 WIB
Bagikan Berita ini :

Renungan Kemerdekaan

73hatta taliwang_01.jpg
M Hatta Taliwang (Sumber foto : Eko S Hilman/TeropongSenayan)

Sudah 70 tahun sdh kita merdeka. Dibawah Pancasila dan UUD45 kita berharap akan dapat mewujudkan masyarakat adil makmur dan sejahtera.

Sudah 7 Presiden mempimpin negara ini. Sudah 7 dekade berlalu. Segelintir manusia Indonesia telah meraih materi lebih dari apa yang mereka impikan. Namun ratusan juta orang masih bergelut dengan penderitaan lahir bathin, harus hidup dengan pendapatan dibawah USD 2 perorang perhari.

Segelintir orang yang meraih kekayaan berlebihan itu mayoritas orang yang hampa jiwanya. Kering rasa kemanusiaan dan cinta.Tak peka terhadap rasa keadilan. Keserakahan dan dendam memenuhi alam pikirnya.

Tak ada empati dan simpatinya untuk bangsa dan rakyat. Hanya mengejar haknya dan memenuhi kewajiban formalnya secara terpakasa. Mayoritas mereka tak peduli pada bangsa dan negara ini.

Mau runtuh atau berkeping keping bangsa ini 'emang gue pikirin'. Akibat keserakahan mereka, 'para mafia' itu, kita menjadi bangsa dan negara paria bukan hanya di dunia bahkan di kawasan Asia Tenggara dimana kita pernah dihormati dan disegani.

Kemerdekan yang kita raih hanya jasad bukan roh dan jiwa, kata seorang teman. Bahkan kini kita sedang menuju ke era dijajah secara pisik dan mental lagi. Dan kita sedang menuju ke era akan kehilangan bangsa dan negara ini.

Berlebihan kah pikiran ini ? Taufiq Ismail, penyair kebanggaan kita mengingatkan dalam salah satu penggalan puisinya :

"Kita hampir paripurna menjadi bangsa yang porak poranda.

Terbungkuk dibebani hutang dan merayap melata sengsara di dunia...................

Pergelangan tangan dan kaki Indonesia diborgol di ruang tamu Kantor Pegadaian Jagat Raya,

Dan dipunggung kita dicap sablon besar besar TAHANAN IMF DAN PENUNGGAK HUTANG BANK DUNIA............

Kita sudah jadi bangsa kuli dan babu, menjual tenaga dengan upah paling murah sejagat raya........

Negeri kita tidak merdeka lagi, kita sudah jadi negeri jajahan kembali.

Selamat datang dalam zaman kolonialisme baru, saudaraku.

Dulu penjajah kita satu negara, kini penjajah multi kolonialis banyak bangsa.

Mereka berdasi sutera,aramah tamah luar biasa dan berlebihan senyumnya.

Makin banyak kita meminjam uang, mereka makin gembira karena leher kita makin mudah dipatahkan...."

(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #hatta taliwang  #merdeka  #imf  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Tidak Ada Kerugian Negara Dalam Pemberian Izin Impor Gula 2015: Ilusi Kejagung

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Senin, 04 Nov 2024
Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Tom Lembong telah menyalahgunakan wewenang atas pemberian izin impor Gula Kristal Mentah tahun 2015 kepada perusahaan swasta PT AP, sehingga merugikan keuangan ...
Opini

Paradoksnya Paradoks

Ketika Prabowo Subianto berbicara tentang pentingnya pemerintahan yang bersih dan tegaknya keadilan di Indonesia, semangatnya tampak membara. Gema suaranya seolah beresonansi dengan berbagai tokoh ...