JAKARTA -- Pelemahan Rupiah makin tak terbendung. Jumat malam (21/8/2015) kurs atau nilai tukar Rupiah dalam mesin pencari (search engine) Google menembus Rp 14.008/USD.
Kekhawatiran Rupiah menembus angka Rp 14.000/USD sudah terjadi sejak Jumat siang (21/8/2015). Terlebih lagi kemarin nilai tukar Rupiah menyentuh angka Rp13.895/USD.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah tidak berdiam diri atas kondisi tersebut. Ada strategi yang telah disiapkan untuk menahan semakin merosotnya nilai rupiah.
"Pasti ada. Tapi tidak bisa disampaikan sekarang," kata Bambang di kawasan Rusunawa Marunda, Jakarta utara, Jumat (21/8/2015). Namun dia enggan merincinya.
Kemarin, berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), Jum'at (21/8/2015) nilai tukar rupiah di posisi Rp13.895 per dolar AS.
Rupiah telah terperosok lebih dari sepuluh persen tahun ini. Ini diakui Bambang membuat dirinya terus intens berhubungan dengan Bank Indonesia guna mengatasi tekanan perekonomian global.
"Semua mata uang kena tekanan ini. BI dan pemerintah sering ketemu untuk berkordinasi. Kami tidak berdiam. Kami menjaga agar nilai tukar bisa dikendalikan," ujar Bambang.
Menurut Bambang nilai tukar suatu negara hanya mengikuti alur dari eksternal maupun internal. Pemerintah tidak bisa memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah.(ris/dbs)