JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Komite Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi mengungkapkan, secara umum pelabuhan memang menjadi tempat beroperasinya para mafia.
Di Indonesia, menurut dia, sejumlah pelabuhan dikuasai para mafia untuk mengeruk keuntungan dengan menyalahgunakan regulasi keluar masuknya barang dari dan ke luar negeri.
Mantan juru bicara mendiang mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu mengatakan, bercokolnya mafia di pelabuhan-pelabuhan Indonesia sudah berlangsung lama. Ia mencontohkan mafia di pelabuhan-pelabuhan Indonesia layaknya modus operandi yang dijalankan legenda bandit Alcapone.
"Sama seperti Alcapone yang ada di film-film itu. Misalnya bagaimana Alcapone mengoperasikan bisnis Miras (Minuman Keras). Dia melibatkan polisi dan pejabat-pejabat lainnya," ujar Adhie dalam diskusi Forum Senator untuk Rakyat (FSuR) di Kafe Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (30/8/2015).
Dijelaskan Adhie, istilah mafia tidak selalu merujuk pada pihak swasta yang mendisribusikan barangnya secara ilegal di pelabuhan. Akan tetapi, ungkapnya, ada pihak pemerintah yang menjadi pemegang kebijakan pada proses regulasi dan prosedur pendistribusian barang di pelabuhan.
"Jadi mereka itu muncul karena ada praktek kerjasama Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dari penyelenggara negara dengan pengusaha untuk mengambil keuntungan," jelasnya.(yn)