JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menilai, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan model penjajahan gaya baru yang dilaksanakan negara-negara yang beraliran kapitalis, dan merupakan agenda neoliberalisme untuk mendorong perdagangan bebas berskala kawasan.
Sekretaris Jenderal LMND Arif Hidayatullah mengatakan, ada beberapa aspek yang akan terkena dampak dari berlakunya MEA ini di Indonesia, yakni menjamurnya lembaga pendidikan asing, standar dan orientasi pendidikan yang makin pro pasar, dan pasar tenaga kerja yang dibanjiri tenaga kerja asing.
"Pemerintah seakan lupa dengan amanat konstitusi negara, yaitu Pasal 27 UUD 1945 yang menegaskan bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan," kata Arif kepada TeropongSenayan, Jumat (4/9/2015).
Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang letaknya sangat strategis berada pada jalur perdagangan internasional akan menjadi sasaran banyak negara ASEAN untuk mengambil keuntungan dari berbagai bidang.
"Perlu digaris bawahi, Indonesia memiliki beberapa komoditas unggulan dalam beberapa bidang seperti bidang industri yaitu kelapa sawit, kakau, timah dan bauksit," ungkapnya.
Di bidang energi, Indonesia masih mempunyai cadangan yang sangat besar seperti batu bara, panas bumi, gas alam, dan air yang digunakan untuk menompang bidang perindustrian.
Di lain hal Indonesia juga negara penghasil besi baja, tembaga, karet, dan produk-produk pertanian serta perikanan yang akan menjadi aset bangsa Indonesia.
"Maka dari itu, akan banyak nantinya negara-negara ASEAN yang akan mengincar Indonesia sebagai sasaran utama Masyarakat Ekomoni ASEAN. Maka kami dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) memandang bahwa Indonesia belum siap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN serta tentu tidak sesuai dengat semangat Trisakti sebagaimana yang didengungkan kembali oleh Jokowi/JK saat kampanye dulu," tutup dia.(yn)