MANADO (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Dr Joubert Maramis mengatakan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pemerintah harus secepatnya mengeluarkan paket kebijakan pasar modal.
"Untuk menarik minat investor maka pengelola BEI dan pemerintah harus secepatnya mengeluarkan paket kebijakan pasar modal, uang dan investasi," kata Joubert di Manado, Jumat (11/9/2015).
Dia mengatakan jika kondisi industri kita baik, ada laba perusahaan, maka peluang bagi deviden tinggi hal ini akan memicu capital gain tinggi dan saya yakin spekulan itu akan balik ke BEI," katanya.
Memang saat ini, katanya, ada persepsi bahwa investasi negara-negara berkembang atau khususnya di ASEAN memiliki resiko tinggi, jadi saya rasa mereka hanya parkir sementara dana investasinya di tempat lain, namun jika kondisi Indonesia membaik mereka akan datang lagi.
Berdasarkan sifat pihak yang berinvestasi di pasar modal Indonesia, ada dua jenis yaitu spekulan dan investor.
Spekulan cenderung berinvestasi jangka pendek yg berorientasi capital gain jangka pendek.
Sedangkan investor berorientasi capital gain, deviden dan penguasaan perusahaan dalam negeri lewat pembelian saham utama.
"Menurut saya capital outflow yang keluar adalah lebih dominan uangnya spekulan bukan investor," ujarnya, dilaporkanAntara.
"Memang capital outflow bisa menekan IHSG kita namun tidak terlalu berpemgaruh pada kondisi industri kita, parah kalau investor asing yang menjual saham utamanya di perusahaan Indonesia yang dimiliki, ini bisa membahayakan perusahaan dan bisa picu PHK."
Namun dalam kondisi ekonomi saat ini, katanya, masih wajar para spekulan untuk mencari capital gain di USA karena dianggap lebih investmen risk lebih rendah dengan return yang lebih stabil.
Dana keluar (capital outflow) investor asing tertinggi terjadi pada Agustus 2015 yakni sebesar Rp9,82 triliun. Sementara pada 2014, juga terjadi pada Agustus sebesar Rp5,695 triliun.
Sedangkan pada 2013, dana keluar asing tertinggi mencapai Rp20,13 triliun pada Juni 2013. Kalangan analis menilai aliran dana keluar dari bursa saham domestik tahun ini relatif terkendali karena masih lebih kecil dibandingkan dengan saat gejolak pasar di 2013 lalu. (iy)