JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Sebanyak 6500 orang meninggal lebih awal akibat pencemaran udara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia. Hal ini seperti disampaikan Manajer Kampanye Tambang dan Energi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Pius Ginting.
Menurutnya, kenyataan ini mesti menjadi evaluasi pemerintahan presiden Jokowi-JK untuk lebih serius memerhatikan persoalan-persoalan lingkungan hidup.
"Kalau kita kunjungan lapangan, ke Paiton, Cirebon, dan Jepara (tiga daerah yang menjadi lokasi PLTU), pencemaran udara sudah sedemikian parah. Kalo asap di Sumatera-Kalimantan itu hanya terjadi satu tahun sekali. Tapi pencemaran udara di sekitar PLTU, terjadi di sepanjang tahun dan belum ada penanganan yang baik dari Jokowi," ujar Pius dalam diskusi bertema 'Setahun Jokowi-JK, Indonesia Sudah Sampai Mana?' di Cafe Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (18/10/2015).
Disampaikan Pius, ada dua hal yang mesti menjadi acuan dalam mengukur kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK di bidang lingkungan hidup.
"Pertama sejauh mana Jokowi merealisasikan pasal 28 H Undang-Undang Dasar Indonesia tentang lingkungan yang sehat adalah hak semua rakyat Indonesia. Yang kedua, Bagaimana Jokowi menjalankan Nawacita. Bahwa pemerintah akan melakukan penindakan hukum terhadap pengusaha pelanggar lingkungan tanpa khawatir akan kehilangan investor. Ini Nawacita," kata Pius.
Pius mengatakan, setahun berjalannya pemerintahan Jokowi-JK belum memperlihatkan keseriusannya dalam mengatasi persoalan linkungan hidup. Jokowi, ucap Pius, justru melakukan ground breaking atau peresmian PLTU terbesar di Asia, yang sebenarnya mendapatkan penolakan oleh masyarakat Batam.
"Masyarakat disana menolak tanah mereka dilepas menjadi PLTU. Karena mereka belajar dari PLTU lainnya yang menyebabkan persoalan tangkapan ikan nantinya semakin kecil, dan garam. Kalo kita melihat yang terjadi di Cirebon, garam yang awalnya putih, karena ada PLTU menjadi tercemar dan kotor. Masyarakat tidak ingin terjadi hal tersebut. Kita sayangkan pak jokowi meresmikan PLTU itu," tandasnya. (mnx)