Berita
Oleh La Ode Ida pada hari Selasa, 20 Okt 2015 - 16:36:21 WIB
Bagikan Berita ini :

Reshuffle Jilid 2?

5280e3e778e7b0003f4b7e0051f76bfe9c1ea46d5b.jpg
Kolom Santai Siang Bareng La Ode Ida (Sumber foto : Ilustrasi/TeropongSenayan)

Isu santer berhembus akan adanya reshuffle jilid 2 bertepatan dengan 1 tahun administrasi pemerintahan Jokowi-JK. Wacana ini diperkuat dengan masuknya PAN dalam barisan pendukung pemerintahan Jokowi-JK.

Dukungan PAN itu dianggap memaksa Jokowi untuk segera masukkan kader-kader PAN dalam barisan kabinet di mana sekaligus berarti mengganti sebagian anggota kabinetnya baik dari kader parpol maupun figur profesional.

Terhadap isu ini, pihak Jokowi termasuk JK meresponnya secara taktis, normatif, diplomatis: "reshufle akan dilakukan berdasarkan evaluasi kinerja menteri".

Reshufle memang hak prerogatif presiden, tak ada yang bisa menghalanginya. Namun kebijakan gonta-ganti kabinet bisa menunjukkan beberapa kemungkinan.

Pertama, kelabilan jiwa seorang pemimpin negara sehingga sangat mudah dipengaruhi untuk gonta ganti pembantu. Kedua, gambaran kelemahan dalam identifikasi figur untuk posisi pembantu di bidang tertentu.

Ini juga bisa terkait dengan yang pertama, yakni kelabilan jiwa sehingga dengan mudah terpengaruh oleh pemikiran sesaat dan atau kepentingan tertentu.

Ketiga, gambaran politik transaksional yang patuh pada tekanan kelompok yang merebut jatah kekuasaan, walau bukan saja tak punya jasa sejarah melainkan juga lawan yang pernah cederai atau bahkan mengorbankan pendukung sejati.

Fenomena seperti itu sungguh-sungguh berbahaya, karena hanya akan terus mejadikan kegaduhan publik bangsa ini akibat ketidak tenangan jiwa pemimpin yang terus mau gonta ganti para pembantunya itu.

Para pembantu pun akan tak tenang dalam bekerja, karena terus kuatir akan terancam diganti. Padahal harusnya disadari bahwa kinerja menteri tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh suasana batin di bawah koordinasi seorang figur presiden.

Kapan presiden tak tenang, labil dan mudah terpengaruh, maka para pembantu dan bahkan masyarakat pun akan ikut alami kegoncangan.

Presiden Jokowi, dalam konteks ini, harusnya introspeksi atas kebijakan penempatan dan gonta ganti menteri. Karena bangsa besar ini tak bisa dikelola dengan cara trial and error.(*)

tag: #Kolom  #Makan Siang  #la ode ida  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement