JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Menteri BUMN Rini Soemarno tengah mempertimbangkan proses divestasi saham PT Freeport Indonesia sebesar 10,64 persen. Dari sekian perusahaan pelat merah yang digadang-gadang bakal mengambilalih sebagian kecil saham perusahaan Amerika tersebut, PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk yang dinilai paling memungkinkan.
Anggota Komisi VII DPR Fraksi PKB Agus Sulistiyono mengingatkan supaya pemerintah tidak terburu-buru mendorong PT ANTAM masuk dalam bursa divestasi saham Freeport.
"Kita harus melihat kesiapan finansial PT ANTAM. Tidak serta merta PT ANTAM siap, tapi finansialnya tadi siap nggak?," tanya Agus kepada TeropongSenayan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/10/2015).
Lebih dari itu, lanjut Agus, pemerintah harus juga memastikan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki PT ANTAM. Dia khawatir kemampuan para tenaga kerja dan tekhnologi perusahaan tersebut belum memadai.
"Karena di Freeport ini tambang emas yang luar biasa, teknologinya yang pasti harus juga disiapkan," paparnya.
Memang diakui Agus, PT ANTAM cukup ideal untuk mengambil alih saham Freeport. Alasannya, PT ANTAM merupakan perusahaan BUMN yang sama garapannya dalam bidang mineral.
"Kalau saya sih berpendapat ANTAM kan BUMN yang mengolah mineral. Maka kalau Freeport itu dilakukan divestasi, itu kesempatan paling utama. Ya diberikan saja kepada ANTAM. Cuma pastinya ANTAM berupaya mendapat pinjaman. Maka pemerintah sebagai penjamin bagaimana ANTAM menyelesaikan pinjaman. Kalau dipasrahkan ke pemerintah, pemerintah juga tidak punya dana yang cukup. Pasti dia juga akan melakukan pinjaman sindikasi di beberapa bank," ucapnya.
Seperti diketahui, tahun 2014, PT ANTAM membukukan kerugian hingga mencapai Rp 775 miliar. Kerugian tersebut ternilai mengejutkan karena pada periode yang sama di tahun sebelumnya, PT ANTAM masih untung Rp 409 miliar. Koreksinya setara 289,5 persen.(yn)