JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Di tengah era globalisasi sekarang ini, budaya lokal semakin tergerus oleh budaya asing dihampir semua sektor. Maka itu generasi muda perlu menjahit kembali kedaulatan bangsa serta memupuk dan meningkatkan nasionalisme agar nilai-nilai jati negara bangsa tetap terpelihara.
Demikian disampaikan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso pada acara Apel Akbar Menjahit Kedaulatan Bangsa, bertajuk; 'Segera Selamatkan Indonesia, Kembali ke Pancasila dan UUD 1945 (PPKI 18/8/1945)' di Monumen Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta, Rabu (18/11/2015).
"Bangsa ini harus segera bangun dari tidur panjangnya, mari jahit kembali kedaulatan bangsa kita. Bangkitkan jiwa nasionalisme kita," ujarnya.
Djoko menilai, kondisi bangsa sekarang semakin jauh dari rasa nasionalisme. Seperti sistem perekonomian Indonesia yang semakin jauh dari karakter bangsa Indonesia, sistem perekonomian belum memenuhi kesejahteraan rakyat.
"Sejauh ini, dalam implimentasinya kebijakan Jokowi lebih dekat dengan asing. Jalannya negara dan pemerintahan harus segera dikembalikan keatas rel konstitusi," tegas Djoko.
"Apakah sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya masih digunakan untuk kepentingan negara dan rakyatnya? Jawabnya tidak," cetus dia.
Lebih lanjut, Djoko menyebut, banyak nelayan dan petani lebih suka merantau ke luar negeri demi menjadi pembantu rumah tangga.
"Ini memalukan, kalau ke luar negeri hanya menjadi pembantu rumah tangga sebaiknya jangan deh," sindir Djoko.
Selain itu, kondisi budaya lainnya, tambah Djoko, saat ini sulit menemukan keberagaman budaya etnik. Budaya kita semakin terkikis budaya asing, merusak tataran budaya kita. Gaya hidup sangat terpengaruh budaya asing dan rendahnya rasa nasionalisme.
"Nasionalisme kultural sangat penting untuk memperkaya kultur kita dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan demi mewujudkan kesejahteraan kita bersama," tandasnya. (mnx)