JAKARTA--Kurtubi mulai manis. Pengamat perminyakan yang kini menjadi anggota DPR dari Partai Nasdem ini tak lagi galak, bahkan kini balik arah menyetujui kenaikan harga BBM.
"Harus dinaikkan (harga BBM-red) karena cadangan produksi minyak kita sudah menipis," ungkap Kurtubi yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) di gedung DPR, Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Namun sebelum harga BBM dinaikan, Kurtubi meminta agar dilakukan pembenahan mekanisme kebijakan harga BBM. Antara lain dengan membuka biaya pokok di PT Pertamina.
Ahli perminyakan lulusan Amerika Serikat ini mengungkapkan ada alasan kuat atau sahih bagi pemerintah menaikan harga BBM saat ini. Impor melonjak akibat konsumsi melompat.
"Impor BBM dan minyak mentah membuat subsidi membengkak," tegas anggota DPR dari Daerah Pemilihan NTB ini. Selain itu membuat defisit neraca pembayaran tertekan.
Mantan karyawan PT Pertamina ini menyebutkan produksi minyak mentah Indonesia saat ini sebesar 800 ribu bare per hari. Padahal konsumsi mencapai sekitar 1,7 juta barel per hari.
Untuk memenuhi impor itulah digunakan dengan dana utang yang antara lain dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN). Sayangnya, harga BBM di jual dengan subsidi.
Kurtubi berdalih saat menolak kenaikan harga BBM bertujuan mendesak pemerintah Presiden SBY melakukan perbaikan tata kelola migas. Jika itu dilakukan sejak awal bisa meringankan pemerintah sekarang.(ris)