Opini
Oleh Salamudin Daeng (IGJ) pada hari Rabu, 19 Nov 2014 - 14:51:10 WIB
Bagikan Berita ini :
Setelah Kenaikan Harga BBM

Pemerintah Bagi-Bagi Duit

14salamudin daeng_01.JPG
Pengamat ekonomi politik, Salamuddin Daeng (Sumber foto : Teropong Senayan/Eko S Hilman)
Teropong Juga:

Setelah memutuskan kenaikan harga BBM jenis premium dan solar sebesar Rp. 2000 /liter, maka Pemerintahan Jokowi akan memegang uang dalam jumlah yang sangat besar mencapai ratusan trilun.

Kabarnya duit tersebut akan dibagi bagikan untuk kegiatan produktif rakyat Indonesia. Benarkah demikian ?

Presiden Jokowi memang akan membagi-bagikan kartu sakti, sebagai pelaksanaan "trisakti". Namun ternyata nilainya hanya Rp. 6,4 triliun.
Lho, kecil sekali, padahal berdasarkan perhitungan nilainya sangat besar?

Kebijakan Jokowi menaikkan harga BBM disaat harga minyak mentah dunia merosot jatuh menyebabkan pemerintah memperoleh uang dari dua sumber :

Pertama, dari selisih antara harga ICP yang dipatok oleh APBN senilai 105 US$/Barel dengan harga minyak yang berlaku saat ini yakni 72 US$/barel. Nilai APBN yang dapat dihemat akibat penurunan harga minyak dunia tersebut mencapai (33 US$/barel x 1.4 juta barel x 360 hari x 12000) yakni Rp. 199,6 Triliun

Kedua, dari kenaikan harga BBM petroleum dari Rp. 6500 / liter menjadi Rp8500/liter dan kenaikan harga solar dari Rp5500/liter menjadi Rp. 7500/liter. Dengan demikian maka kenaikan Rp2000 pada premium akan menghemat sebesar (31 juta kiloliter x Rp2000/liter) yakni Rp62 Trilliun. Sedangkan dari kenaikan harga solar pemerintah akan menghemat (16.8 juta kiloliter x Rp 2000/liter) yakni sebesar Rp33,6 Triliun.

Berdasarkan perhitungan maka pemerintah akan memperoleh aliran uang yang menhasilkan kelebihan kas pemerintah sebesar Rp. 295,18 trilun. Lalu untuk apa saja uang ini akan digunakan?

Telah menjadi rahasia umum bahwa presiden dan konco konconya, wakil presiden dan keluarganya adalah para pebisnis dalam sektor energi baik minyak, gas, infrastruktur, tenaga listrik dan berbagai bisnis lainnya.

Sebagaimana janjinya, pemerintah akan segera merancang pengalihan subsidi BBM untuk kegiatan produktif, seperti pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pembangkit listrik, dan lain-lainnya. Namun harus diingat pengalihan tersebut bukan bagi-bagi duit untuk rakyat.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #IGJ  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Runtuhnya Mitos Kependekaran Politik Jokowi

Oleh Oleh: Saiful Huda Ems (Advokat, Jurnalis dan Aktivis 1998)
pada hari Jumat, 22 Nov 2024
Ternyata lebih cepat dari yang banyak orang perkirakan, bahwa kependekaran semu politik Jokowi akan tamat  riwayatnya di akhir Tahun 2024 ini. Jokowi yang sebelumnya seperti Pendekar Politik ...
Opini

Selamat Datang di Negeri Para Bandit

Banyak kebijakan ekonomi dan sosial Jokowi selama menjabat Presiden sangat lalim, sangat jahat, sangat kejam, khususnya terhadap kelompok masyarakat berpendapat menengah bawah.  Kejahatan ...