JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Jelang Pilkada DKI 2017, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta terus memantau perkembangan politik di Ibu Kota.
Namun, satu hal yang sudah dipastikan Organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. Yaitu, tidak akan memberikan dukungannya kepada calon gubernur yang arogan dan semena-mena terhadap rakyat miskin.
Demikian disampaikan Wakil Majelis Syuro PWNU DKI, KH Yusuf Aman kepada TeropongSenayan, di sela-sela silaturahmi DPD Gerindra DKI dengan Pimpinan Pengurus Harian PWNU Pemprov DKI, di Jakarta Timur, Sabtu (14/5/2016) kemaren.
Dalam kesempatan ini, Yusuf juga tak sungkan 'mengamini' statemen Ketua DPD Gerindra DKI Mohamad Taufik, yang berkeyakinan bahwa NU tak akan mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Diakuinya, insting politik wakil ketua DPRD DKI itu tidak meleset alias tepat, dan sudah sesuai dengan suara arus bawah keluarga besar NU di DKI.
"Pastinya NU tidak akan memilih pemimpin yang arogan, kami mengerti bagaimana suara rakyat Jakarta. Dan saya kira, pak Taufik (Ketua DPD Gerindra) cukup cerdas dalam membaca politik di Ibu Kota. Apa yang disampaikan Pak Taufik mendekati kebenaran," ujar Yusuf.
Lebih jauh, Yusuf mengaku miris dengan jalannya pemerintahan di lingkungan Pemprov DKI saat ini, dimana menurutnya pola kepemimpinan yang dijalankan begitu gaduh dan jauh dari kesejukan.
Apalagi, kata dia, kini di Pemprov DKI Jakarta juga terbelit banyak masalah hukum. Mulai dari kasus UPS, kasus RS Sumber Waras, hingga Reklamasi.
Menurut Yusuf, situasi politik di Ibu Kota saat ini memang butuh perhatian semua pihak.
Karenanya, Yusuf meminta agar kedepan masyarakat DKI bersatu padu dan sama-sama berfikir bagaimana membangun Jakarta kedepan yang lebih baik.
"Masyarakat harus dibantu dibukakan hatinya, agar mengetahui kondisi pemerintahan yang seutuhnya. Bukan hanya sepotong-sepotong. Masyarakat harus mulai diajak untuk berfikir kritis," ungkapnya.
"Tentu kami tidak akan masuk ke wilayah politik praktis. Karena memang secara struktural NU tidak boleh berpolitik, tapi secara kultural suara arus bawah di NU sangat mirip dengan keyakinan pak Taufik," jelas Yusuf.
"Makanya semua elemen masyarakat tidak boleh lagi bercerai berai. Kita juga persilahkan jika nanti Gerindra melirik kader NU (untuk Cagub/Cawagub)," kata Yusuf berseloroh.
Sebelumnya, dalam sambutannya Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik menyakini pada Pilkada 2017 mendatang, kader NU di DKI tidak akan memilih kandidat calon gubernur (cagub) petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Kami haqul yakin 1000 persen NU tidak mendukung Ahok. Mari bersama-sama kita mencari pemimpin yang beradab yang tidak membuat resah warga dengan ancaman penggusuran dan lain-lain," kata Taufik.
Di sisi lain, Taufik mengaku banyak kader NU yang potensial, yang mampu memimpin Ibu Kota. Salah satunya Ketua PWNU DKI, Saefullah yang masuk dalam penjaringan cagub yang digelar Partai Gerindra yang digelar sejak Januari lalu.
"Menurut hemat saya, NU ini organisasi besar tetapi tidak menyadari tentang kebesarannya. Padahal NU bisa berbuat lebih banyak dalam memberikan sumbangsih kepada pembangun Ibu Kota. Kalau mau menang ya dekati NU," ujar Taufik.
Untuk diketahui, kini partai besutan Prabowo Subianto itu sudah memiliki tiga nama kandidat cagub yang akan dijagokan pad Pilkada DKI mendatang, yakni Sjafrie Sjamsoedin, Sandiaga Salahuddin Uno dan Yusril Ihza Mahendra. (icl)