Skandal pagar laut di wilayah utara Provinsi Banten kini memasuki babak baru. Korupsi berjamaah yang melibatkan berbagai pihak mulai menampakkan dampaknya. Para pemimpin yang terlibat tampak gusar, wajah-wajah mereka mengerut, diliputi kecemasan, dan mulai kehilangan ketenangan.
Perlawanan masif yang dipimpin oleh tokoh nasional M. Said Didu bersama elemen masyarakat sipil telah mengguncang tatanan yang selama ini tertutup rapat. Sejak proyek pagar laut ini menelan korban pertama—yaitu masyarakat pesisir di utara Banten—gelombang ketidakpuasan terus meluas. Kini, kasus ini mulai menyeret pejabat dari berbagai tingkatan, dari level rendah hingga tinggi, di lingkup Pemerintah Provinsi Banten.
Namun, pihak swasta yang menginisiasi proyek pagar laut ini masih belum tersentuh. Publik berharap mereka juga dimintai pertanggungjawaban. Semua kini bergantung pada langkah politik yang akan diambil oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai seorang prajurit, Prabowo tidak pernah pensiun. Jiwa keprajuritannya—patriotisme, keberanian, dan pengabdian pada negara—akan selalu melekat. Kini, ujian kepemimpinan sejati berada di hadapannya. Akankah nilai-nilai keprajuritan itu mengungguli kepentingan-kepentingan pragmatis? Keputusan yang diambilnya dalam kasus ini akan menjadi tolok ukur sejauh mana komitmennya dalam menegakkan keadilan dan melindungi rakyat.
Masyarakat menanti, sejarahmencatat.