JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Kebebasan untuk berbicara apa saja di atas panggung dengan maksud mengundang tawa khalayak dan penonton merupakan ciri khas dalam acara lawakan yang bergenre stand-up comedy.

Namun karakter komik, sebutan bagi pelawak stand up comedy, tidak sewajarnya ditiru seorang presiden. Terlebih ketika menanggapi korban meninggal M Arief akibat tindakan represif aparat saat demo penolakan BBM oleh mahasiswa di Makasar.

Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI) Effendi Ghazali menilai tak seharusnya komentar 'bukan urusan saya' keluar dari mulut presiden Jokowi saat menanggapi rakyatnya meninggal karena kekerasan aparat negara. Menurutnya, seharusnya orang nomor satu di Indonesia itu memberikan ucapan belasungkawa atas peristiwa tersebut.

"Kalau di stand-up comedy orang bilang ini bukan urusan saya dengan kata lain urusan pemerintah hanya menaikkan harga BBM?," sindir Effendi saat diskusi bertajuk "Kilas Balik Gerakan Rakyat Menolak Kenaikan BBM" di Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Selain Jokowi, Effendi juga mengkritik pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan aksi penolakkan kenaikan harga BBM oleh beberapa mahasiswa dan lintas organisasi hanya akan bertahan selama 2 minggu.

Dia menilai, komentar yang disampaikan JK tersebut justru dianggap memiliki tendensi menantang para demonstran. "Ini menantang berapa lama mahasiswa dan lintas organisasi mendapat dukungan menolak kenaikkan harga BBM dari mayarakat Indonesia," ujarnya.(yn)