JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Langkah Ketua Umum PAN Hatta Radjasa untuk memimpin partainya yang kedua sepertinya mendapat perlawanan. Kondisi di PAN tidak mudah diarahkan layaknya Partai Demokrat, PDIP, Hanura atau Gerindra yang bisa aklamasi.
Terbukti, benturan-benturan yang menghadang laju mantan Menko Perekonomian itu mulai terasa menjelang kongres yang akan digelar bulan Maret di Bali itu. Bahkan urusan besanan dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, ikut dipersoalkan.
Soal isu besanan menjelang kongres Maret 2015 yang diarahkan kepada Hatta, antara lain disebutkan, bila Hatta Radjasa memimpin PAN lagi, maka partai akan menjadi subordinat dari partai lain, dalam hal ini Partai Demokrat yang ketua umumnya dijabat besannya.
"Itu kampanye hitam, tidak benar sama sekali. Kalau PAN jadi subordinat partai lain, mana bisa Pak Zulkifli Hasan jadi Ketua MPR. Pasti SBY saat pemilihan juga menginginkan yang jadi ketua MPR kader Demokrat," kata Wakil Sekjen PAN Rusli Halim, Selasa (6/1).
Tapi nyatanya, lanjut Rusli, Hatta Radjasa yang jadi ketua umum PAN berhasil menjadikan Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR. Ini artinya Hatta Radjasa memiliki kapasitas di atas politisi rata rata dan bukan menjadi ketua partai subordinasi dari partai lain.
Tidak hanya itu, kata Rusli, dari berbagai SMS yang beredar khususnya dikalangan pengurus partai di daerah Hatta juga dinilai bukan negarawan, tidak pluralis dan selalu memihak kepada umat Islam. Misanya saja melalui program 1000 masjid.
Menurut Rusli, ini logikan yang lebih kacau dan tidak mengerti konteks. "Program 1000 masjid itu program Pak Hatta dan PAN dalam menyambut bulan suci Ramadhan, masa bulan suci ummat Islam buat program yang lain-lain," tandas Rusli.
Kalau seandainya Hatta memasukan kegiatan lain pada program Ramadhan, justru dia bukan hanya tidak negarawan tetapi dianggap tidak manusiawi. "Ini isu yang diolah macam-macam tetapi menunya salah," tandasnya.
Sebagai generasi muda, dia mengingatkan agar seluruh kader PAN di manapun berada tidak larut dalam melayani gendang politik pihak lain karena tujuannya ingin memecah belah partai.
"Pak Hatta dan Pak Zul sudah sama-sama kita tahu komunikasi bathin mereka berdua, sulit untuk dipisahkan jadi jangan coba-coba memisahkan satu sama lain," ucap Rusli yang akan jadi Wakil Sekretaris Panitia Pelaksana Kongres IV PAN.(ss)