JAKARTA (TROPONGSENAYAN) -Perang besan akan terjadi dalam Kongres IV PAN di Bali, 28 Pebruari- 3 Maret 2015. Jika dalam kongres itu nantinya yang turun ke 'gelanggang' hanyalah dua petarung yang sekarang ini paling banyak disebut namanya, Hatta Radjasa dan Zulkifli Hasan, maka yang terjadi bisa saja disebut pertarungan politik besan.
Satu petarung, Hatta Radjasa adalah besan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Putra kedua pendiri Partai Demokrat, SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono menikah dengan putri Hatta Radjasa, Aliya Radjasa. Sedangkan Zulkifli Hasan adalah besan mantan ketua MPR Amien Rais. Putra Amien, Ahmad Muntaz Rais menikah dengan putri Zulkifli Hasan, Futri Zulya Safitri.
Amien Rais sendiri dengan tegas dan jelas merestui besannya memimpin PAN, partai yang didirikannya. Baginya memimpin partai, khususnya di PAN, satu periode sudah dicontohkan saat dia menjadi ketua umum. Meski sebagai pendiri dan dirinya dikehendaki, tetapi baginya cukup satu kali. Karena itu Hatta Radjasa yang mencoba mempertahankan kedudukannya sebagai ketua umum untuk periode keduanya, tidak didukung Amien.
"Kalau Pak Zul yang jadi, akan ada pembaharuan dan regenerasi. Tapi kalau Pak Hatta yang jadi tidak akan ada pembaharuan, semua biasa-biasa saja, PAN tetap akan seperti kemarin. Tapi ini khan terserah Pak Hattanya," kata Amien Rais.
Peran Amien dalam memberi warna di PAN masih dominan. Bahkan ada yang menyebut siapapun yang mau maju menjadi calon ketua umum boleh saja, tapi yang bisa melenggang duduk di kursi orang nomor satu di partai berlambang Matahari itu, hanya satu, yang mendapat restu dari pendiri PAN tersebut.
Seperti saat Kongres III PAN lima tahun lalu di Batam, Hatta Radjasa bisa melenggang menjadi Ketua Umum PAN setelah Drajat Wibowo, yang hendak maju ditahan Amien Rais. Tidak hanya memainkan peran di dalam PAN, di luar partai pun peran dalam hal kepentingan politik partainya, Amien masih dominan. Seperti duduknya Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR saat ini, khabarnyanya juga karena peran Amien Rais yang berakrobat di belakang layar.
Dalam konteks Kongres PAN, posisi Susilo Bambang Yudhoyono memang beda. Tidak mungkin bisa berimprovisasi seperti Amien Rais. Kalaupun harus memberi sokongan kepada besannya Hatta Radjasa, untuk memimpin PAN kedua kalinya. Selain berbeda partai, SBY tak lain juga bekas bosnya Zulkifli Hasan saat menjadi Menteri Kehutanan.
Bahkan selain peran Amien Rais, SBY juga punya peran besar dalam mendudukan Zulkfli di kursi Ketua MPR. Apalagi jatah Ketua MPR sejak awal sebenarnya memang dipot jadi jatah Partai Demokrat. Tapi pada detik-detik akhir, Partai Demokrat melepaskan kursi itu dan menyerahkan kepada Zulkifli.
Lalu siapa yang mendukung Hatta Radjasa dalam pertarungan antar besan ini?. Yang paling pentung adalah DPW, pemilik suara yang selama ini telah dibina Hatta. Kalaupun SBY tidak bisa membantu seperti Amien Rais paling tidak bisa menghibur dengan lagunya 'Ku Yakin Sampai Di Sana' atau bukunya 'Selalu Ada Pilihan.'
Yang pasti, baik Hatta maupun Zulkifli adalah orang-orang kuat yang punya latar belakang hebat. Dan tentu saja punya besan yang sama-sama tepat hingga partai tidak jauh dari 'trah' orang-orang hebat itu.(ss)