Opini
Oleh Zeng Wei Jian pada hari Jumat, 25 Nov 2016 - 05:04:54 WIB
Bagikan Berita ini :

Modern Disease

39IMG_20161021_183136.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Istimewa)

Salah satu alasan saya menyatakan etnik Tionghoa prohok sebagai "Cina-rasis" adalah saat mereka bilang Lieus Sungkharisma adalah "penghianat Cina" karena bersikap anti Ahok.

Seolah-olah, as a chinese, Lieus harus mendukung Ahok. No mater what. Sekali pun Ahok ngaco, tetap harus didukung. Karena Ahok adalah Cina.

Ada sejumlah indikator lain. Mereka tidak senang dengan predikat "Tokoh Tionghoa" disematkan sebelum nama Lieus Sungkharisma.

Mereka bilang, mereka tidak pernah memberikan title tersebut kepada Lieus. Mereka juga ngeyek, sejak kapan Lieus jadi wakil mereka.

Padahal, bukan Lieus tapi media yang menempelkan title itu.

Saking kalapnya Cina-rasis ini, ada seorang prohok ancam Lieus akan disidang rame-rame. "Sidang adat" itu dipimpin oleh Tomi Winata. Padahal, TW tidak mungkin lakukan itu. Saking edannya prohok itu, sampe jual nama TW untuk menakut-nakuti.

Ada lagi gagasan bikin petisi menolak Lieus. Syahdan, mereka hendak memecat Lieus sebagai etnik Tionghoa. Hanya karena anti Ahok.

Belum pernah ada segolongan rasis sedungu ini. Bahkan kaum American redneck nggak pernah berpikir memecat seorang kulit putih dari ras caucasoid atau dibatalkan keanggotaanya sebagai WASP (White Anglo Saxon Protestan) karena menikah dengan seorang African America.

Bukan sekali ini saja Lieus disidang persamuan aneh mengatas-namakan "chinese representative".

Pasalnya, Presiden Megawati ternyata memanggil Lieus ke istana. Padahal, mereka mengajukan proposal audiensi. Tapi alas, Lieus yang dipanggil Presiden. Lieus membawa beberapa korban penjarahan Mei 98. Kepada Presiden, mereka nyatakan telah memaafkan pelaku penjarahan.

Dunia persilatan (or dunia bandit) geger. Desas-desus ramai. Mereka bilang sejak kapan Lieus jadi "wakil Tionghoa".

Para tokoh dan ketua organisasi berkumpul. Lieus dipanggil. Dengan muka kaku, mereka ngomel. Brigadir Jenderal Teddy Jusuf (Ketua PSMTI) menggulung lengan baju, hendak memukul Lieus.

Aksi pemukulan batal saat Bpk. H. Jusuf Hamka gebrak meja. Dengan nada tinggi, Jusuf Hamka (Kepala Suku Tionghoa Muslim) balik menuding sejak kapan orang-orang ini mewakili dirinya sebagai Tionghoa dan merasa berhak menggelar pengadilan adat untuk Lieus.

Mendukung Ahok atas dasar racial background adalah bentuk vulgar rasisme. Mereka adalah penyakit. Mereka menderita penyakit pikiran. Seperti kata DJ Zhao, "racism is modern disease of the mind."(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #zeng-wei-jian  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Badai Kecil Golkar dan Bahlil yang Jumawa

Oleh Ariady Achmad (Politisi Senior Partai Golkar, Mantan Anggota DPR RI dan Sahabat Dekat Gus Dur
pada hari Kamis, 14 Nov 2024
Golkar adalah partai politik yang memiliki jejak panjang dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Jatuh bangun, pahit getir telah dilalui sehingga menjadi salah satu partai politik yang matang dan ...
Opini

Prabowo dan Dilema yang Tidak Mudah Diselesaikan

Prabowo Subianto berada di persimpangan jalan yang kompleks dalam hubungannya dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming. Kedua figur ini, terutama Gibran yang dikenal dengan julukan Fufufafa, ...