Opini
Oleh Asyari Usman (Wartawan Senior) pada hari Senin, 14 Agu 2017 - 08:50:55 WIB
Bagikan Berita ini :

Strategi Jokowi: Membangun Indonesia Menuju Bangsa Rp11,000

17IMG_20170201_194417.jpg
Asyari Usman (Wartawan Senior) (Sumber foto : Istimewa )

Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini mengeluarkan definisi rakyat miskin. Menurut BPS, kalau seseorang berpenghasilan Rp11,000 (sebelas ribu rupiah) sehari, itu tidak masuk kategori miskin. Kalau tidak masuk kategori miskin, berarti masuk kategori kaya. Simpel!

Mungkinkah BPS sedang pikun juga, seperti Golkar dan sejumlah parpol lainnya yang sedang pikun dalam berpolitik? Semoga BPS tidak begitu. Biasanya, BPS memiliki data lengkap. Maksudnya, kalau mereka katakan dengan uang Rp11,000 bisa hidup, itu artinya mereka sudah mengumpulkan semua fakta tentang kemampuan uang sebelas ribu.

Sebetulnya, semua orang miskin wajar berterima kasih kepada BPS. Sebab, status Rp11,000 sehari tidak miskin, membuat puluhan juta rakyat “diangkat” martabatnya oleh BPS menjadi “orang kaya”. Bukankah ini suatu kehormatan? Tentu saja iya. Bersyukurlah Anda, wahai rakyat miskin.

Cuma, apakah mereka, para eksekutif BPS, pernah mencoba sendiri hidup Rp11,000 sehari, kita belum tahu. Bisa jadi mereka belum pernah merasakannya. Karena itu, saudara-saudara BPS kita ajak untuk bersebelasribuan di pedesaan apalagi di perkotaan. Kita siap menemani mereka untuk melakukan ujicoba sebelas ribu. In-sya Allah, banyak yang siap mendampingi beliau-beliau.

Tetapi, belum pun dicoba langsung, saya yakin hidup Rp11,000 sehari, banyak khasiatnya. Bisa mengurangi kolesterol, gula darah, asam urat, dll. Sebab, dari uang segitu Anda bisa disiplin untuk menghindarkan makanan-makanan yang banyak lemak.

Anda tidak akan bersentuhan dengan rendang Padang, gulai kepala ikan, martabak Mesir, kari kambing, satai kambing, sop buntut, dan menu lainnya yang harganya mantap dan berkolesterol tinggi. Sebaliknya, Anda menjadi lebih sehat. Anda akan menyantap sayur mentah tiap hari (kalau dimasak perlu beli gas). Direbus pun tidak usah karena perlu garam; dan sekarang garam mahal harganya. Untuk sayur ini katakanlah Rp1,500.

Kemudian, ada tambahan menu bergizi lainnya. Anda ceplok telur ayam (harganya Rp1,200 sebutir). Dibuat telur dadar tanpa minyak goreng. Setelah masak, dibagi tiga: untuk sarapan, makan siang dan makan malam. Setelah itu, tentu Anda beli beras Rp4,000. Mungkin bisa dapat seperempat kilo kalau dibeli langsung ke gudang Bulog pakai kartu BPJS.

Masih ada sisa Rp4,300 lagi. Ini untuk keperluan transpor. Ketika naik angkot, Anda katakan kepada supirnya bahwa Anda hanya akan bayar sepertiga jalan saja. Dua-per-tiga lagi sisa jarak akan ditempuh dengan berjalan kaki. Kalau supir bertanya kenapa, dijawab saja “olahraga, menjaga kesehatan”.

Pas Rp11,000. Sangat akurat perhitungan BPS. Anda tidak masuk ketegori miskin.

Dengan begitu, rakyat pantas berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas falsafah, konsep, dan strategi pembangunan yang beliau pikirkan dan beliau terapkan di Indonesia. Sungguh konsep yang akan membuat rakyat miskin senantiasa sehat. Tidak ada kolesterol, tidak ada asam urat (gout), tidak ada lemak yang bakal mengendap di badan.

Dan, di atas itu semua, tidak ada kekhawatiran terhadap jambret atau pencuri yang mengincar. Sebab, kantong Anda tidak berisi apa-apa.

Jadi, mari kita dukung kerja keras pemerintah Jokowi dalam Membangun Indonesia Menuju Bangsa Rp11,000. Bangsa yang sehat, bugar, dan aman dari tindak kejahatan.

Hanya saja… Ini yang belum dan kurang enak untuk disebutkan. Anda harus mencari tempat tidur di bawah kolong jembatan atau di emperan toko. Sebab, hitungan pas Rp11,000 tadi tidak termasuk akomodasi. Hehe!(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
IDUL FITRI 2025 AHMAD NAJIB Q
advertisement
DOMPET DHUAFA RAMADHAN PALESTIN
advertisement
IDUL FITRI 2025 WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2025 HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2025 HERMAN KHAERON
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Dugaan Aksi Premanisme Komisaris BUMN: Ujian bagi Profesionalisme dan Etika Jabatan Publik

Oleh Ariady Achmad
pada hari Kamis, 17 Apr 2025
Solo, 16 April 2024 — Sebuah insiden yang melibatkan Silfester Matutina, Komisaris Independen PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food, memicu perhatian publik setelah dirinya ...
Opini

Ijazah, Integritas, dan Ujian Kultural UGM

TEROPONGSENAYAN.COM - Bukan kebetulan jika masyarakat Indonesia menaruh harapan begitu besar pada Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam sejarahnya, UGM tidak sekadar institusi pendidikan tinggi. Ia ...