Opini
Oleh Asyari Usman (Wartawan Senior) pada hari Kamis, 12 Okt 2017 - 08:23:07 WIB
Bagikan Berita ini :

Prabowo Bisa Selamatkan “MV Indonesia Raya” yang Dikuasai Lanun

23IMG_20170201_194417.jpg
Asyari Usman (Wartawan Senior) (Sumber foto : Istimewa )

Di corat-coret terdahulu, kita mendiskusikan kemungkinan Jenderal Gatot Nurmantyo diusulkan sebagai calon presiden (capres) untuk Pilpres 2019. Selain beliau yang disukai rakyat karena berani, secara terbuka, menjelaskan potensi ancaman terhadap keamanan negara, ada sekian banyak lagi figur yang pantas untuk didukung.

Jenderal GN adalah salah satu opsi saja. Banyak yang lain lagi. Prabowo Subianto (PS) masih memiliki peluang besar untuk memimpin Indonesia. Popularitas PS diperkirakan akan semakin tinggi menyusul peranan sentral dan sukses yang beliau tunjukkan di dalam proses Pilkada DKI putaran pertama (15 Februari 2017) dan putaran kedua (15 April 2017).

Kalau diletakkan di dalam konteks kegalauan pelaksanaan pemerintahan sekarang ini, khususnya yang berkaitan dengan penegakan kedaulatan ekonomi dan politik, maka secara otomatis rakyat pemilih akan langsung teringat nama Prabowo. Sebab, ketika kampanye Pilpes 2014, penjelasan PS tentang konsep penguatan martabat bangsa dan negara di mata asing dan di mata para pencolong domestik, tidak bisa diimbangi oleh lawan tanding waktu itu.

Di kala itu, secara tersirat, Prabowo sangat menyangsikan kemampuan lawan capres, dalam hal ini Jokowi, untuk menegakkan kedaulatan ekonomi dan politik Indonesia. Sekarang, keraguan PS itu dibuktikan oleh semakin menguatnya pengaruh korporasi asing dalam menentukan arah ekonomi dan investasi. Telihat jelas bahwa “ekonomi impor” dan RRC-sentris sekarang menjadi model yang dipanuti oleh pemerintah Jokowi.

Untuk investasi, ada semacam kebijakan “Chinese First” (China lebih dulu) yang sekarang bergulir menjadi seolah-olah “All Chinese” (semua China). Artinya, sedari awal pemerintah Jokowi merancang kebijakan yang memberikan prioritas utama kepada para pemodal RRC dengan persyaratan yang sangat pro-Beijing. Semua perusahaan asal RRC selalu diutamakan.

Secara literal, memang tidak semua investor berasal dari RRC. Bahkan, investasi yang terbesar datang dari Singapura (data 2016). Hanya saja, tak tertepiskan kesan bahwa investor RRC semakin banyak diudang ke Indonesia.

Yang menjadi masalah, investasi RRC agak aneh implementasinya. Mereka membawa tenaga kerja sendiri sebanyak mungkin. Menurut kalangan pemerhati politik, praktik aneh ini membuat keamanan nasional Indonesia menjadi rawan.

Banyak orang yang merasakan kedaulatan negara tuan rumah, dalam waktu singkat, akan tersandera oleh ekspansi RRC. Penglihatan semacam ini diperkuat oleh peredaran barang-barang buatan RRC di segenap pelosok negeri. Kedaulatan ekonomi tidak hanya cedera melainkan juga terkena efek lemah. Kondisi lemah akan cenderung memancing anggap enteng pihak asing. Di sinilah kita sekarang berada.

Dari sisi politik, terutama politik regional, problem martabat bangsa dan negara semakin akut. Tingkat “rasa segan” terhadap Indonesia sebagai saudara tua (big brother) di kalangan para tentangga di Asia Tenggara, menurun drastis. Posisi sebagai “the leading nation” (bangsa pemimpin), terpuruk semakin memprihatinkan.

Keruntuhan kedaulatan ekonomi yang kemudian berlanjut dengan degradasi kedaulatan politik, plus ancaman terhadap keamanan nasional, membuktikan bahwa Indonesia harus dipimpin oleh seseorang yang memiliki karakter yang tegas, keras, dan lurus. Untuk saat ini, kefiguran seperti itu ada di dalam diri Prabowo Subianto. Wallahu a’lam.

Beliau memiliki kapasitas dan kapabilitas yang surplus untuk menjaga NKRI dan Pancasila dari segala bentuk ancaman. Prabowo sangat memahami siapa kawan dan siapa lawan. Beliau mampu mengendalikan kapal “MV Indonesia Raya” di laut lepas yang penuh dengan tantangan alami dan “bajak laut” (lanun) yang setiap saat siap merompak.

Pada saat kita berbicarakan ini pun, “MV Indonesia Raya” sedang dikerumuni para “bajak laut” yang, celakanya, bisa menjalin kerja sama dengan “orang dalam”. Para lanun itulah yang mengendalikan kapal dengan bantuan “orang dalam” tersebut.

Untuk mengatasi situasi di MV Indonesia Raya, para penumpang masih berharap pada kemampuan Prabowo Subianto untuk memulihkan kamtib di kapal. Sebagian besar penumpang bisa memberikan mandat kepada beliau untuk mengambil posisi kapten ketika berlangsung proses pemilihan nakhoda berikutnya.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Digitalisasi Salah Satu Kunci Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Oleh Uchok Sky Khadafi Aktivis 98, Direktur Eksekutif Center for Budget Analisys (CBA)
pada hari Selasa, 05 Nov 2024
Kondisi ekonomi global dalam beberapa tahun belakangan ini dihadapkan pada ketidakpastian. Selain dipicu perang Rusia-Ukraina, ketidakpastian ekonomi global juga terjadi imbas perang dagang antara ...
Opini

Blockchain Untuk Koperasi Indonesia

Sejak kemerdekaan, koperasi di Indonesia berkembang sebagai simbol ekonomi rakyat yang berbasis gotong royong, berperan penting dalam upaya mewujudkan kedaulatan ekonomi. Pada masa awal, koperasi ...