JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2017 sebesar 5,19 persen (yoy). Dengan demikian, secara akumulatif, pertumbuhan ekonomi pada 2017 tercatat mencapai 5,07 persen.
"Pencapaian ini di bawah target 5,2 persen, tapi angka 5,07 persen ini merupakan yang tertinggi sejak 2014," kata Kepala BPS, Suhariyanto, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (5/2/2018).
Menurutnya, banyak sentimen eksternal positif terjadi pada kuartal IV kemarin. Salah satunya adalah perbaikan ekonomi China dan Amerika Serikat, yang mengambil porsi 27 persen dari pangsa ekspor Indonesia. Tak hanya itu, kenaikan harga komoditas di kuartal IV juga mendorong nilai ekspor Indonesia seperti harga minyak dunia yang naik 23,61 persen secara tahunan dan komoditas tambang seperti aluminium, seng, dan tembaga.
Maka itu, tak heran jika nilai ekspor netto, yang merupakan pembentuk PDB Indonesia, mengalami peningkatan signifikan 9,09 persen sepanjang.
“Ini disebabkan karena perbaikan kinerja ekonomi negara tujuan ekspor dan meningkatnya harga komoditas. Adapun, ini merupakan komponen pembentuk PDB yang tumbuh paking signifikan,” ujar dia.
Sementara itu, nilai Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) di tahun 2017 juga membaik dan bertumbuh 6,15 persen. Ini disebabkan karena realisasi investasi riil jdi kuartal IV juga melesat 12,7 persen secara tahunan menjadi Rp179,6 persen.
Tak hanya investasi, penyerapan belanja pemerintah juga tercatat melesat 39,94 persen dibanding kuartal sebeumnya akibat belanja gaji dan tunjangan, utamanya guru dan tenaga pendidik. Menurutnya, ini cermin bahwa pengelolaan pengeluaran pemerintah masih belum baik, di mana seluruh penyerapan belanja dilakukan di akhir tahun.
“Tapi konsumsi pemerintah ini mengalami perbaikan. Kami melihat semua komponen pertumbuhan ekonomi ini terlihat positif,” jelas dia.
Jika dilihat dari bentuk komponennya, maka konsumsi rumah tangga masih memegang porsi PDB terbesar tahun 2017 yakni 56,13 persen, yang disusul oleh PMTB 32,16 persen, dan ekspor yakni 20,37 persen. (icl)