Berita
Oleh Anwar pada hari Kamis, 29 Mar 2018 - 00:28:34 WIB
Bagikan Berita ini :

Agum Gumelar Ajak Calon Pendidik Jadi Agen Penebar Kedamaian

75Agum Gumelar.jpg
Agum Gumelar (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Jenderal (Purn) Agum Gumelar berpandangan, dunia pendidikan merupakan salah satu wadah strategis untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian dini kepada generasi muda.

Hal itu, menurutnya, bisa dilakukan melalui pengenalan narasi-narasi Islam yang sejuk kepada para calon pendidik, termasuk di media sosial (medsos).

Demikian disampaikan Agum saat menjadi keynote speaker diskusi bertema “IQRA’: Islam, Ilmu dan Perdamaian” yang digelar Pokja Toleransı bersama Alıansı Kebhınekaan, dan Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) UNJ di gedung FISIP UNJ, Jakarta, Rabu (28/03/2018).

Agum mencontohkan, soal maraknya informasi hoax di media sosial yang isinya penuh dengan ujaran kebencian terhadap pihak tertentu. Sehingga berpotensi menciptakan intoleransi di kalangan masyarakat medsos.

Menurut Agum, media sosial yang seharusnya dimanfaatkan untuk kemaslahatan, justru sebaliknya, yakni cenderung dipakai sebagai alat propaganda politik demi menjatuhkan individu atau kelompok lain.

“Sekali lagi, ini tantangan calon pendidik bagaimana mengelola media sosial untuk mewujudkan kebaikan dan perdamaian demi menjaga toleransi antar kelompok masyarakat kita,” ucap Agum.

Lebih jauh, Agum mengatakan, narasi perdamaian berasal dari prinsip Islam yang mengandung nilai-nilai perdamaian. Banyak kosakata dalam Al-Quran yang menyinggung tentang perdamaian, misalnya pemilihan kata kebaikan, perdamaian, dan keamanan.

Selain itu, lanjut dia, di dalam tradisi Islam klasik, yakni sejarah nabi, sahabat, dan para tabi’in selalu dijadikan teladan dalam berperilaku damai.

“Jadi, sebagai calon pendidik, kalian harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai perdamaian yang ada dalam Al Qur’an, serta mampu menauladani Nabi Muhammad SAW sebagai juru damai di bumi,” tandas Agum.

Sementara itu, Dosen Pendidikan Agama Islam UNJ Andy Hadiyanto mengatakan, pendidik menjadi agen penting untuk mulai membangun sikap damai dan toleran para siswa dalam menerima perbedaan yang ada.

Karena itu, penting untuk membangun karakter pendidik yang toleran.

“Di sinilah keutamaan ilmu dan pentingnya pendidikan dalam membangun masyarakat yang damai dan berkemajuan bagi calon pendidik sebagai agen toleransi yang menyebarkan nilai-nilai keislaman di lingkungan sekolah,” pungkasnya. (Alf)

tag: #kementerian-agama  #media-sosial  #mendikbud  #ormas-islam  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement