JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bertepatan dengan peringatan Hari Pers Nasional (HPN), 9 Februari 2022, jagat maya bak ketiban pulung seiring datangnya media online dengan alamat domain Kuatbaca.com. Alamat tersebut viral di media sosial lantaran dikira warganet sebagai media yang menjual obat kuat.
Trending dalam tagar #HPN2022 akun twitter @dea_wulan13 menulis “Selamat Hari Pers Nasional 2022, tapi ini kok ada media http://KuatBaca.com malah jual obat kuat?” Selain itu, muncul juga cuitan yang bertulis “KuatBaca.com? Ini orang media online apa toko Kuat Syahwat wkwkw,” yang ditulis oleh @andri_wondo.
Tak sampai di situ, penggiat jagat maya juga banyak yang mempertanyakan nama media pendatang baru ini dalam tagar #HPN2022. Bahkan ada yang menganggap nama Kuatbaca adalah nama yang aneh untuk suatu media.
“Selamat Hari Pers Nasional untuk buruh tulis semua, kecuali buat lo http://KuatBaca.com. aneh nama lu aseli,” tulis @nurulinsar_1 dalam cuitannya.
Menanggapi rumor yang beredar, Pemimpin Redaksi Kuatbaca.com, Jajang Yanuar Habib mengatakan bahwa media ini tidak menjual obat kuat, melainkan sebuah media Indepth Reporting, sesuai namanya, KuatBaca.
“Kuatbaca menempatkan diri dalam dimensi substansi. Kuatbaca tidak menampilkan rubrikasi baku seperti politik, ekonomi, sosial, metropolitan, gaya hidup, olahraga, dan sebagainya. Kuatbaca tumbuh bersama tautan kebaruan yang dipercakapkan masyarakat,” jelasnya.
Agar setiap isu dapat diketahui konteksnya, isu diarsipkan ke dalam wordcloud dan indeks isu.
“Konsep tersebut kami buat karena isu strategis tidak bisa dikotakkan dalam batasan politik, ekonomi, sosial, atau lingkungan. Contohnya, kebakaran hutan bisa masuk ranah ekonomi jika dilihat dari nilai kerugiannya. Tetapi juga bisa dilihat secara sosial jika membahas respon masyarakat sekitar lokasi, dan tentunya juga dari aspek politik pemerintah daerah, serta hukum dan kriminalitas,” rinci alumnus Lembaga Pers Dr. Soetomo ini.
Dengan demikian kuatbaca.com mencetuskan beat terbaru jurnalistik bernama perspektif komprehensif, satu keniscayaan kebutuhan di negeri puluhan ribu media, indonesia. sesuai catatan dewan pers pada tahun 2018 ada setidaknya 43.300 media di negeri kita, 99,6% di antaranya tidak dikelola secara profesional.
Bak gayung tak bersambut, masyarakat indonesia sebenarnya didominasi oleh pengunjung media online. Hal mana terungkap setelah tim kuatbaca.com mengkaji "top 50 website" yang paling sering dikunjungi secara komparatif antara indonesia dengan belasan negara di benua amerika, asia, eropa, dan australia. Diantara negara yang masyarakatnya juga relatif didominasi oleh pengunjung media, yaitu Vietnam, China, Rusia, dan Belanda, persentase media di indonesia tetap mendominasi dengan skor mencapai 75%. Sedangkan rata-rata media online di empat negara itu hanya sebesar 40% dari total pengunjungnya.
Diawaki 25 anak muda dengan kualifikasi jurnalis, creative multimedia, dan digital system, kuatbaca.com menemani publik dalam mencari informasi kontekstual, ditengah tsunami informasi mesin pencari google. Dengan kuatbaca.com, informasi Covid-19, misalnya, tidak hanya tampil aktual, namun hadir lengkap hingga remah-remah jejak digitalnya.
Selain produk jurnalistik, KuatBaca juga mengembangkan produk analitik pemberitaan berupa media monitoring. “Saat ini kami berfokus memonitor isu partai politik. Diharapkan layanan ini bermanfaat bagi segenap pengambilan kebijakan publik. Politik tidak dapat dipungkiri sebagai lokomotif peradaban,” pungkasnya.
Hadirnya Kuatbaca disambut baik oleh Asosiasi Jurnalis Jakarta (AJI Jakarta). Marina Nasution, Sekretaris AJI Jakarta berharap Kuatbaca dapat konsisten terhadap kepentingan publik dan mampu memberikan informasi yang sehat serta dapat dipertanggungjawabkan.
“Selamat untuk kuatbaca.com yang turut meramaikan ekosistem media daring di Indonesia. Semoga kerja-kerja jurnalisme yang dilakukan senantiasa konsisten mengacu pada kepentingan publik, taat dan disiplin kode etik, sehingga informasi yang disajikan oleh kuatbaca.com kepada publik ialah informasi sehat yang dapat dipertanggungjawabkan,” pungkas Marina.