JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Chief Executive Officer (CEO) WhatsApp Jan Koum memutuskan mundur dari Facebook.
Jan memutuskan mengikuti langkah rekannya Brian Acton yang telah lebih dulu mundur dari Facebook pada akhir 2017.
Sebagai informasi, Facebook membeli WhastApp senilai USD 19 miliar atau lebih dari Rp 200 triliun pada 2014 lalu.
Dalam postingannya di Facebook, Jan mengaku dirinya mengambil cuti untuk melakukan hal-hal lain yang bisa dia nikmati di luar teknologi.
Namun, menurut laporan Washington Post awal pekan ini, Koum telah bentrok dengan perusahaan induk Facebook atas strategi Whatsapp.
Dia juga keberatan dengan upaya Facebook untuk menggunakan data pribadi Whatsapp dan melemahkan standar enkripsi.
"Sudah hampir satu dekade sejak Brian (Acton) dan saya memulai WhatsApp, dan ini merupakan perjalanan yang luar biasa dengan beberapa orang terbaik. Tapi sudah waktunya bagi saya untuk melanjutkan," kata Koum dalam pernyataanya.
"Tim ini lebih kuat dari sebelumnya dan akan terus melakukan hal-hal luar biasa. Dan saya akan tetap bersorak pada WhatsApp - hanya dari luar," sambungnya.
Diketahui bahwa Koum dan Brian Acton mendirikan WhatsApp pada tahun 2009, sebelum menjualnya ke Facebook pada tahun 2014 seharga USD 19 miliar.
Keduanya telah lama menghargai perlindungan dan kemandirian data pengguna WhatsApp, dan membuat melestarikannya kondisi pengambilalihan Facebook.
Namun, laporan media menyebut hubungan mereka dengan Facebook telah memburuk baru-baru ini.
Acton meninggalkan perusahaan pada bulan November dan telah bergabung dengan mantan eksekutif lainnya dalam mengkritik Facebook. Pada bulan Maret ia mendukung kampanye media sosial #deletefacebook yang diluncurkan setelah laporan Cambridge Analytica menggunakan data pengguna Facebook terungkap.
Facebook sejak itu mengungkapkan bahwa data hingga 87 juta orang dibagikan secara tidak layak dengan konsultasi dan digunakan untuk tujuan politik.
Kedua pria itu juga dikatakan menentang upaya Facebook untuk mengomersialkan Whatsapp, yang tidak memiliki iklan.
Menurut Washington Post, ini termasuk rencana Facebook untuk mengakses nomor telepon pengguna WhatsApp bersama dengan data lain.
Koum merupakan imigran asal Ukraina, Uni Soviet yang pindah ke Amerika Serikat untuk memulai hidup baru. Koum bertemu dengan Acton pada 1997 saat keduanya sama-sama bekerja di Yahoo.
Acton dan Koum mendirikan perusahaan WhatsApp Inc. pada Februari 2009 di California, awalnya sebagai penyedia layanan update status di ponsel, sebelum kemudian berubah menjadi pesan instan.(yn/dbs)