JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Usai Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) ke-IV di Bali, pengurus DPP saat ini tidak bisa lagi menempati kantor PAN di Jalan Jalan TB Simatupang No 88, Jakarta Selatan. Pasalnya, bangunan tersebut bukan aset PAN, dan statusnya masih ngontrak.
Hal itu diutarakan Sekretaris Fraksi PAN di DPR Teguh Juwarno kepada TeropongSenayan, Senin (13/4/2015).
"Selama ini DPP ngontrak di Simatupang. Sudah habis masa kontraknya," kata Teguh.
Teguh mengaku, pihaknya tengah mengupayakan untuk mempunyai gedung baru untuk kantor DPP yang berstatus milik PAN.
"Saat ini sedang negosiasi di lokasi baru, jadi sementara (pindah) ke Cipinang rumah Ketum (PAN, Zulkifli Hasan)," lanjutnya.
Ia pun menargetkan periode kepemimpinan PAN saat ini di bawah kendali Zulkifli Hasan, partai berlambang matahari itu bisa mempunyai kantor sendiri. "Insya Allah periode ini target Ketum dan jajaran pengurus kita punya kantor sendiri," tukas dia.
Hal serupa pernah terjadi usai Kongres PAN ke-III silam. Saat itu Hatta Rajasa terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum DPP PAN menggantikan Soetrisno Bachir. Kemudian, kantor DPP PAN yang berkedudukan di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan yang merupakan milik Soetrisno Bachir dihibahkan ke ormas Muhammadiyah.
Sebelumnya, mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PAN sekaligus loyalis Hatta, Sulistyowati membenarkan gedung setinggi delapan lantai tersebut merupakan gedung milik Reza Rajasa (anak Hatta Rajasa). Namun, karena kondisi waktu itu DPP PAN tidak memiliki kantor tetap, maka gedung tersebut dipinjamkan oleh Hatta kepada PAN. “Itu memang punya Reza, hanya saja kemarin dipinjamkan dan kondisinya lagi enggak dibutuhin,” kata Sulis.
Mengenai tudingan Hatta membalas perlakuan Soetrisno yang serupa, Sulis menegaskan, kondisi saat ini jelas berbeda dengan zaman Soetrisno dulu. Soetrisno jelas telah memberikan gedung itu kepada DPP PAN, namun ketika dirinya tak lagi terpilih dalam Kongres PAN ke-III, Soetrisno lantas mengambil kembali gedung itu dan dihibahkan kepada Muhammadiyah. “Kalau Bang Hatta memang dari awal pinjam punya Reza, ada peranjiannya,” tegas Sulis.
Oleh karena itu, lanjut Sulis, sebelum habis masa peminjamannya kepada PT Arthindo, pihak Reza sudah memberitahukan untuk mengosongkan gedung tersebut.(yn)