JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pakar komunikasi dan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Prof Tjipta Lesmana mengaku dapat memahami rendahnya kepuasan publik terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang sudah berjalan sekitar enam bulan.
"Wajar jika tingkat kepuasan publik rendah, karena memang kebijakan Jokowi tidak sesuai dengan keinginan rakyat," kata Tjipta kepada TeropongSenayan di Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Tjipta mengatakan, pemicu utama ketidakpuasan publik terhadap Jokowi karena faktor ekonomi. Menurutnya, sejak pemerintahan Jokowi semua barang terus merangsak naik.
"Kekecewaan rakyat di bidang ekonomi berada di tingkat terendah, karena harga bahan pokok semua pada naik," katanya.
Penyebab lainnya, lanjut Tjipta, kebijakan pemerintah yang beberapa kali menaikkan harga BBM. Akibatnya, berimbas daya beli masyarakat turun. Sehingga kondisi tersebut kian membuat rakyat sulit.
Bahkan, kata pria yang dikenal tegas ini, di tengah-tengah kesulitan rakyat akibat kenaikan harga BBM, pemerintah malah berencana mengganti premium pada BBM jenis pertalite.
Menghapus premium dan mengarahkan masyarakat ke [ertalite juga bakal makin memberatkan rakyat. Karena harganya pasti di atas premium. "Ini (pertalite) jelas sekali akan ada kenaikan. Dan pasti makin menyulitkan rakyat," kata Tjipta.
Sejumlah faktor itulah yang menurut Tjipta kian menyebabkan kepuasan rakyat terhadap pemerintahan Jokowi tidak pernah meningkat. Bahkan terus menurun.
Kondisi tersebut, jelas Tjipta, yang akhirnya membuat pemerintahan yang masih terbilang sangat muda itu dispekulasikan akan ada perombakan kabinet.
"Bahkan, PDIP dan Nasdem juga sudah mengatakan memang harus ada perombakan kabinet," tandasnya. (al)