Opini
Oleh ; Iswandi Syahputra (Dosen Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga) pada hari Selasa, 23 Okt 2018 - 15:10:17 WIB
Bagikan Berita ini :

Iblis Juga Memuliakan Tuhan

67iswandi.jpg.jpg
Iswandi Syahputra (Sumber foto : Ist)

Iblis menolak bersujud di hadapan Adam yang diciptakan Tuhan. Alasannya, sujudnya hanya untuk Allah. Menolak perintah Allah untuk sujud pada Adam karena Iblis ingin menjaga kemuliaan-Nya. Itulah kebenaran logis Iblis.

Adapun malaikat, tanpa bertanya dan membantah langsung ta'at mematuhi perintah Tuhan, bersujud pada Adam.

Begitulah, satu peristiwa selalu mengandung dua sisi (bahkan lebih). Setiap sisi memiliki kebenaran logisnya sendiri. Bahkan, 'kebenaran logis' itu bisa dicari kemudian. Yang terpenting adalah, dimana berdiri mengambil posisi (sebagai Iblis atau Malaikat), kebenaran bisa dicari, ditemukan dan digunakan untuk mendukung posisi.

Di era disrupsi saat ini, mencari kebenaran karena dorongan emosi sebagai akibat sudah mengambil posisi lebih tampak mudah dilihat. Apalagi bila peristiwa tersebut menyangkut kepentingan politik kelompok. Sebut saja kasus Ratna Sarumpaet, Meikarta dan terbaru kasus pembakaran bendera berlafal syahadat. Setiap orang yang sudah berada pada posisi berbeda, dengan dorongan emosi mencari-cari kebenaran logis untuk mendukung posisinya.

Dalam kasus pembakaran bendera berlafal syahadat, dicari dan ditemukanlah argumen logis untuk mendukung pembakaran bendera. Daripada kalimat tauhid pada bendera tersebut terinjak, lebih baik dibakar untuk memuliakan kalimat tersebut.

Benarkah Iblis Memuliakan Tuhan?

Untuk menjawabnya, selain berfikir logis, diperlukan berfikir kritis.

Surat Al A’raf ayat 11 menjelaskan:

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, Maka merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud".

Sekilas, penolakan Iblis untuk bersujud pada Adam merupakan bentuk keta'atan hamba Allah yang paling tinggi dan sempurna. Sujudnya Iblis hanya untuk Tuhan yang paling mulia, bukan untuk ciptaannya.

Jika kita mau menggunakan sedikit akal fikiran sebagai karunia Tuhan, kita akan menemukan perintah bahwa:

"Tuhan memerintahkan Iblis BERSUJUD pada Adam, bukan MENYEMBAH Adam"

Bagi orang yang berfikir, bersujud dan menyembah tentu jelas berbeda. Berikut Ayat yang mempunyai arti menyembah:

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa” (Q.S. Al-Baqarah : 21).

Lalu kita lihat lagi Surat Al A’raf : 11,

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, Maka merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud.” (Q.S. Al-A’raf : 11).

Dengan demikian, walaupun Iblis memiliki kebenaran logis untuk mendukung posisinya menolak bersujud pada Adam dengan mudah dipatahkan dengan metode berfikir kritis.

Berfikir menunjukkan sesorang itu menggunakan akal. Dalam Al-Qur'an, ayat tentang berfikir dan berakal jumlahnya mencapai 100 lebih. Lebih banyak dari ayat tentang larangan Riba, Khamar, Menepati Janji, Tidak Berbohong atau ayat tentang anjuran/kewajiban berlaku adil atau Zakat

"Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan"(QS. An-Nahl:44).

Afala ta’qilun..._

Afala yatadabbarun..._ _Afala tatafakkarun...

Apakah kalian tak memakai akal?

Apakah kalian tak menelaah?

Apakah kalian tak berpikir?

Saat ini, akal fikiran merupakan barang paling mewah dan berharga... Rawat dan gunakanlah dengan baik.... (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Badai Kecil Golkar dan Bahlil yang Jumawa

Oleh Ariady Achmad (Politisi Senior Partai Golkar, Mantan Anggota DPR RI dan Sahabat Dekat Gus Dur
pada hari Kamis, 14 Nov 2024
Golkar adalah partai politik yang memiliki jejak panjang dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Jatuh bangun, pahit getir telah dilalui sehingga menjadi salah satu partai politik yang matang dan ...
Opini

Prabowo dan Dilema yang Tidak Mudah Diselesaikan

Prabowo Subianto berada di persimpangan jalan yang kompleks dalam hubungannya dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming. Kedua figur ini, terutama Gibran yang dikenal dengan julukan Fufufafa, ...