SURABAYA (TEROPONGSENAYAN) - Politisi Demokrat Gede Pasek Suardika akhirnya mengikuti jejak Marzukie Ali, mundur dari pencalonan Ketua Umum Partai Demokrat.
"Saya mundur bukan karena tidak berani. Tetapi karena tidak bisa mendaftar akibat peraturan yang sengaja dibuat agar tidak ada calon lain yang mendaftar," kata Pasek, di Surabaya, Selasa (12/5/2016).
Pasek mengatakan, berbeda dengan tahun lalu, kongres kali ini banyak persyaratan aneh dalam mengikuti bursa calon ketum. Diantaranya, adanya aturan bahwa calon ketum harus mendaftar lebih dulu ke Steering Comittee (SC) Kongres Demokrat yang ditetapkan oleh panitia.
Padahal, lanjut Gede Pasek, forum tertinggi dalam persidangan kongres adalah AD/ART. Salah satu item disebutkan bahwa yang berhak menjadi calon ketum adalah aktif dalam kepengurusan DPP. Sementara Gede Pasek selaku ketua DPP sudah dicopot sebelum pencalonan dan tidak memungkinkan maju menjadi calon ketum.
Selain itu, Pasek juga menemukan beberapa fakta di daerah, yakni jauh-jauh hari muncul adanya surat materai berbentuk dukungan kepada Susilo Bambang Yudoyono yang dilakukan oleh DPP Demokrat. "Anehnya, jika tidak mau menandatangani, mereka ditekan dengan diberis surat PLT (pelaksana tugas)," beber Pasek.
Oleh sebab itu, Gede Pasek menilai pelaksanaan Kongres IV Demokrat merupakan kongres yang paling lemah standarisasi kepersertaannya, karena banyak ketua DPC yang berstatus Plt.
Dia menegaskan bahwa sebelumnya sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk ikut memeriahkan kongres dengan maju sebagai caketum. Hal ini didasari janji SBY yang mengatakan hanya ingin menjadi dewan pembina, bukan menjadi ketum.
"Tetapi sekarang malah menjadi calon ketum. Meski demikian, saya tetap mengucapkan selamat kepada guru politik saya, pak SBY yang sudah pasti menjadi ketum lagi," ucapnya.
Sebelumnya, Marzuki Alie juga menyatakan mundur dari bursa calon Ketua Umum Partai Demokrat dan meminta kader mendukung SBY sebagai ketum. (al)