JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan pemerintah masih terus berkomunikasi dengan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mengenai isu kemanusiaan di Uighur.
"Masalah Uighur ini sebenarnya sudah lama. Jadi, kita terus berkomunikasi dengan pemerintah RRT," kata Retno di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (27/12/2019).
Retno mengaku sudah beberapa kali melakukan pertemuan, antara lain dengan Dubes RRT untuk Indonesia Xiao Qian.
"Pasti teman-teman kalau melihat rekam jejak digital dari Twitter saya pasti ada. Kemarin saya melakukan pertemuan dengan Menlu RRT ada di Twitter saya," katanya.
Pertemuan kemudian kembali dilakukan pada 23 Desember lalu, yakni Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu bertemu dengan Dubes RRT untuk Indonesia.
"Kita juga meminta informasi apa yang terjadi. Dengan Menlu RRT kita cukup panjang berdiskusi mengenai masalah situasi," katanya.
Yang jelas, menurut Retno sikap Indonesia menekankan pentingnyauntuk saling menghormati kebebasan beragama.
"Jadi, kalau dikatakan kita tidak melakukan sesuatu itu tidak benar. Cek rekam jejak digital apa yang sudah kita pernah sampaikan kepada Pemerintah China," tutup Retno.
Sebelumnya Reuters melaporkan adanya persekusi dan diskriminasi terhadap etnis muslim Uighur di wilayah Xinjiang.
Bahkan para ahli dan aktivis PBB menyebutkan sedikitnya satu juga warga Uighur dan anggota kelompok minoritas muslim lainnya ditahan di kamp-kamp di Xinjiang sejak 2017.
Selain itu, pemerintah RRT juga dikabarkan melarang etnis Uighur dan warga Muslim lainnya di Xinjiang untuk menjalankan ibadah, terutama berlaku bagi pegawai negeri sipil, guru, dan pelajar. (ahm)