Jakarta banjir lagi, ini berita atau bukan? Jawabannya, tergantung. Dari sisi nilai informasi, barangkali bisa disebut berita. Itu karena ada beberapa info yang menarik dan penting untuk diketahui.
Hanya saja, dari sisi news value, barangkali banjir Jakarta tak terlalu memiliki nilai berita. Kenapa? karena ini peristiwa yang berulang. Saking berulangnya hingga nyaris tak ada yang baru di balik berita banjir Jakarta.
Yang baru, barangkali dari segi waktu. Banjir Jakarta pada Selasa (31/12/2019) malam hingga Rabu (1/1/2020) kemarin terjadi ketika warga Ibu Kota sedang menikmati momentum melepas Tahun 2019 serta menyambut Tahun 2020. Ini lah banjir yang mangakhiri tahun lama dan membuka tahun baru. Sekali lagi, barangkali hanya ini yang baru dari banjir kemarin.
Selebihnya, nyaris tak ada yang baru. Seperti sebelumnya, Jakarta masih gagal menangkal banjir. Genangan air dengan ketinggian menciutkan hati, begitu saja mengepung pemukiman warga. Jalan tol, jalan arteri, serta fasilitas umum sempat lumpuh tak mampu melaksanakan fungsinya. Bahkan, Bandara pun tak berdaya melawan banjir. Bukan kah sebelumnya-sebelumnya Jakarta juga diterjang banjir?
Lalu mengapa Jakarta banjir lagi? Apa penyebabnya? Bagaimana cara mengakhirinya? Semoga pertanyaan penting ini mendapat jawaban memadai dari para elite dan pemegang kebijakan. Siapa mereka? mereka adalah para elite yang sudah seharusnya mengurusi banjir Jakarta.
Jika pemicu banjir Jakarta adalah karut-marutnya bantaran Sungai Ciliwung, maka tolong secepatnya bereskan. Namun, jika pemicunya adalah liarnya arus air dari wilayah selatan, maka tolong segera jinakkan. Tak usah berdebat. Tak usah merasa paling benar. Sekali lagi, tak usah.
Warga tak membutuhkan perdebatan. Mereka butuh Jakarta yang gagah, yang tak banjir walau hujan berjam-jam. Di mata mereka, Jakarta seperti ini lah, yang layak menjadi berita.