JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tak hanya sukses dalam bisnis ternak ayam, Singgih Januratmoko juga sukses mencatat sebagai peternak ayam mandiri pertama yang melenggang ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2019-2024.
Setelah bertarung di Dapil Jawa Tengah meliputi Kabupaten Boyolali, Kota Surakarta, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Sukoharjo, pria kelahiran Sleman 7 Januari 1976 ini menjadi satu-satunya perwakilan Partai Golkar yang dinyatakan berhasil melenggang ke DPR RI.
Singgih mengatakan, tujuan utamanya menjadi anggota dewan perwakilan rakyat adalah memperjuangkan nasib peternak unggas mandiri.
Pria yang sudah berkecimpung selama 20 tahun jadi peternak ayam ini mengatakan, rendahnya harga unggas di peternakan karena kelebihan suplai. Menurutnya, hal itu terjadi setelah terbitnya Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2009. Dalam UU tersebut, industri diperbolehkan berternak ayam atau budidaya baik broiler maupun layer (ayam petelur).
Menurutnya, UU ini merugikan peternak kecil. Karena dengan beleid tersebut, integrator yang selama ini hanya diperkenankan memproduksi DOC dan pakan ternak serta mengolah daging ayam, mereka kini bersaing dengan peternak kecil dengan menjual produk yang sama ke pasar tradisional.
Padahal menurutnya, dari sisi HPP perhitungannya sudah berbeda. Karena integrator pasti lebih mampu melakukan efisiensi dibandingkan peternak rakyat. Selama ini, peternak rakyat juga mendapatkan pasokan DOC dan pakan ternak dari integrator. Kondisi ini yang membuat hampir setiap tahun terjadi demonstrasi para peternak rakyat yang merasa ketidakadilan.
Namun sejauh ini, pemerintah belum memiliki solusi yang tepat untuk menyelamatkan nasib peternak rakyat. Padahal potensi pengembangan bisnis peternak rakyat menjadi peternak mandiri terbuka lebar. Menurutnya ada perputaran uang sekitar Rp 400 triliun di penjualan unggas di Indonesia setiap tahunnya. Dengan nilai sebesar itu, harusnya pemerintah lebih peduli pada peternak rakyat.
Sebagai contoh, Singgih sudah terjun menjadi peternak unggas sejak lulus kuliah tahun 1999. Di bawah bendera usaha PT Janu Putra Group, ia awalnya membudidayakan sekitar 1000 - 2000 ekor unggas, namun saat ini sudah cukup besar mencapai sekitar 2,5 juta ekor sekali panen dan bahkan sudah memproduksi DOC hingga bisa memasarkan dan mengolah sendiri.
Namun tidak semua peternak bisa melakukan hal tersebut tanpa dukungan regulasi dari pemerintah. Namun keberhasilannya menjadi peternak mandiri merupakan contoh bahwa peternak rakyat bisa mengembangkan bisnis unggas sehingga integrator tidak perlu lagi masuk ke bisnis budidaya broiler dan layer.
Bila cita-cita tersebut tercapai, maka ia optimistis peternak unggas dapat kembali menguasai pasar tradisional. Sebab saat ini, sekitar 60% pasar ayam di Indonesia dikuasai integrator dan sisanya sektiar 40% oleh peternak mandiri.
Singgih optimistis perjuangan tersebut dapat direalisasikan dalam dua tahun pertama ia duduk di Senayan. Apalagi saat ini, Partai Golkar merupakan partai pendukung pemerintah. Apakah Singgih akan berhasil membawa cita-cita para peternak unggas?
Terpilih Kembali Ketua Umum Pinsar
Singgih Januratmoko terpilih kembali menjadi Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar Indonesia) periode 2019-2024, melalui forum Munas V Pinsar Indonesia yang berlangsung di Hotel Grand Zuri Tangerang Selatan hari Jumat Lalu (20/09).
Pada tahun 2014 Singgih terpilih sebagai Ketua Umum Pinsar Indonesia pada Munas IV Pinsar menggantikan Hartono.
Namanya kian dikenal manakala pada Pemilu 2019 dirinya berhasil lolos sebagai anggota DPR Pusat dari Partai Golkar. Keberhasilan berkiprah di partai politik tampaknya kian mendorong Pengurus Pinsar wilayah dan daerah untuk mendukung Singgih kembali memimpin Pinsar Indonesia yang merupakan wadah berhimpunnya para peternak unggas rakyat.
Pengurus Pinsar di banyak daerah khususnya di sentra peternakan ayam ras sangat berharap dengan menjadi anggota DPR sekaligus orang nomor satu di organisasi peternak unggas Pinsar Insonesia Singgih bisa lebih efektif memperjuangkan aspirasi peternak unggas yang belakangan sedang prihatin akibat harga livebird yang kerap berada dibawah Harga Pokok Produksi (HPP).
Singgih menegaskan,meski sudah menjadi anggota DPR tak akan berhenti bersuara memperjuangkan kepentingan peternak rakyat. “Tujuan utama sayaberjuang untuk bisa menjadi anggota parlemen tak lain untuk bisa terus dapat memperjuangkan nasib peternak unggas rakyat agar mereka keluar dari masalah yang membelenggu dan agar kesejahteraan mereka dapat meningkat,” katanya.