JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Nama Bambang Soesatyo tiba-tiba jadi pembicaraan yang kemudian menjadi vural sejak Jumat pekan lalu (6/3/2020). Bukan karena ia memberikan komentar yang kontraversial. Tetapi justru datang dari pertanyaannya kepada finalis Putri Indonesia 2020 asal Sumatera Barat, Kalista Iskandar.
Pada waktu itu, Bambang yang juga Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat menjadi salah satu juri Puteri Indonesia tersebut. Ia meminta Khalista untuk menyebutkan lima sila dalam Pancasila, dasar negara Republik Indonesia.
Mendapat pertanyaan itu, karuan Khalista gugup dan tak bisa menghafal satu per satu. Hanya sila kesatu sampai ketiga yang dijawab dengan benar.
Sedangkan sila keempat dan kelima salah. Dalam sila keempat, Khalista mmenyebut; “Kemanusiaan yang ...”. Yang kemudian dalam perbaikannya, ia tetap salah mengucapkannya.
Begitu pula pada sila kelima, Khalista menyebutkan “Kemanusiaan sosial....”.
Bambang Soesatyo adalah figur dari Partai Golkar yang cukup dikenal. Ia dikenal sebagai calon ketua umum Golkar dan bersaing dengan Airlangga Hartarto sebanyak dua kali. Meskipun belakangan, ia mengundurkan diri dari pencalonan, sehingga Airlangga terpilih secara aklamasi.
Bambang dilahirkan di Jakarta pada 10 September 1962 dari keluarga militer. Siswa lulusan SMA Negeri 14, Jakarta Timur ini melanjutkan ilmu di bidang manajemen sampai meraih gelar pendidikan tertinggi MBA.
Bambang menikah dengan Lenny Sri Mulyani dan memiliki delapan anak.
Ia pernah berkarir sebagai jurnalis di salah satu media cetak. Bahkan pernah menjadi pemimpin redaksi di Majalah Info Bisnis dan Harian Suara Karya. Ia juga pernah terjun di dunia bisnis seperti menjadi direktur di salah satu perusahaan kayu dan komisaris di beberapa perusahaan.
Karir politiknya pun terbilang moncer. Keterlibatan Bambang dimulai ketika aktif di bidang organisasi kepemudaan Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI).
Setelah empat kali gagal duduk di kursi DPR, ia akhirnya berhasil menjadi anggota DPR pada Pemilihan Umum 2009. Bambang mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah. Setelah itu, setiap tahun ia selalu terpilih sebagai wakil rakyat.
Ia duduk di Komisi III yang membawahi bidang hukum, hak asasi manusia, dan keamanan. Ia pernah menjadi anggota Panitia Khusus (Pansus) mengenai skandal Bank Century yang melibatkan duit Rp6,7 triliun.
Di Komisi itu ia pernah menjabat sebagai Ketua Komisi dan memimpin Pansus soal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), juga menangani soal dugaan kasus korupsi Rumah Sakit Sumber Waras, dan hukuman terhadap homoseksual, provokasi di media sosial.
Perjalanan di puncak karir politik dimulai ketika Setya Novanto, Ketua DPR terbelit kasus skandal suap. Setya mundur dari Ketua DPR dan Ketua Partai Golkar. Ketua DPR yang baru Airlangga Hartarto menunjuk Bambang menjabat Ketua DPR hingga 2019. Setelah 2019, ia diangkat menjadi Ketua MPR.